Tim DFP Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Hasanuddin (Unhas) melaksanakan riset inovasi penghantaran deferiprone dengan mengkombinasikan sistem iron-responsive nanopartikel dan dissolving microneedle. Riset ini ditujukan untuk mencegah defisiensi dan iron overload pada penderita β-talasemia mayor.
Tim ini beranggotakan lima mahasiswa, yakni Sitti Nur Khadijah Maharani, Muh. Taufik Hidayat, Indianty Dwi Ramadhany, dan Nur Izzah Khairani dari Fakultas Farmasi, serta Nur Annisa Rahman dari Fakultas Kedokteran.
Penelitian dilakukan dengan mengkaji polimer ferrocene yang responsive terhadap kadar besi dalam darah. Polimer ini akan mengenkapsulasi deferiprone sehingga pelepasan deferiprone dalam darah dapat dikontrol.
Sitti Nur Khadijah mengatakan, pengembangan deferiprone dengan polimer akan meningkatkan efektivitas dari obat tersebut. Polimer yang diformulasikan dalam bentuk nanopartikel mampu meningkatkan permeasi obat. Selain itu, formula nanopartikel juga akan diintegrasikan ke dalam sediaan dissolving microneedle.
“Dissolving microneedle merupakan salah satu sistem penghantaran transdermal yang dilengkapi dengan jarum-jarum mikroskopis sehingga tidak akan menyebabkan rasa sakit ketika diaplikasikan pada kulit,” ucapnya.
Di samping itu, dilakukan pula formulasi dan uji ukuran partikel, pemuatan obat, efisiensi penyerapan dan pelepasan secara in vitro pada nanopartikel yang bersifat iron responsive. Tim ini juga menguji kekuatan mekanik, penetrasi, waktu melarut dan permeasi secara ex vivo.
“Kami masih perlu melaksanakan uji in vivo. Rencananya kami akan menginduksi besi pada hewan coba untuk membuat model iron overload. Hal inilah yang menjadi tantangan kami karena kurangnya referensi terkait induksi iron overload pada hewan coba,” ujar Indianty Dwi Ramadhany
Sejauh ini, tim riset belum menguji coba secara langsung sediaan tersebut kepada manusia karena masih dalam skala pengembangan di laboratorium. Lagi pula, diperlukan beberapa uji lanjutan dan uji keamanan untuk digunakan secara massal.
Segala bentuk keterbatasan dan kekurangan yang ada menjadi tantangan tim ini selama riset. Meski begitu, Tim DFP mengaku terbantu oleh dukungan Fakultas Farmasi yang memfasilitasinya. Tim ini berharap agar risetnya dapat dilanjutkan dan menjadi inovasi penghantaran obat pada penderita ß-talasemia Mayor.
Athaya Najibah Alatas