Film bergenre drama ini diangkat dari kisah nyata dari salah satu pengikut konten kreator, @elizz_asifa. Viral di media sosial, cerita ini akhirnya diadaptasi menjadi sebuah film oleh MD Pictures, dengan judul Ipar adalah Maut. Eliza mengaku adegan itu adalah adegan asli meskipun nama dan identitas telah disamarkan.
“Berhati-hatilah kalian masuk (ke dalam ruangan) menemui wanita. Lalu seorang pemuda Anshar berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda mengenai ipar?’ Beliau menjawab, ‘Ipar adalah maut’.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Judul film ini bukan sembarang judul, karena ternyata diambil dari sebuah hadis. Secara garis besar, film ini berkisah tentang problematika yang terjadi dalam sebuah keluarga. Meskipun judulnya sudah mengisyaratkan tentang tema utama film, namun film ini mampu memberikan kejutan dengan alur cerita yang menarik.
Produser Manoj Punjabi menyamarkan identitas pemilik asli kisah film ini. Namun, Eliza hanya memberi bocoran bahwa kisah tersebut berasal dari Pulau Jawa. Maka dari itu film ini berlatar di Semarang, Jawa Tengah.
Sejak rilis hingga 24 Juni 2024, film ini berhasil mencapai 2 Juta penonton. Memiliki alur yang cukup lambat di paruh awal, bahkan konflik utamanya baru muncul setelah durasi film memasuki satu jam pertama! Apakah itu buruk? Justru tidak. Menurut saya, keputusan untuk tidak terburu-buru dalam memunculkan konflik utama merupakan pilihan yang tepat.
Pada awal cerita, penonton diperkenalkan pada karakter utama Aris (Deva Mahenra) yang digambarkan sebagai sosok dosen lulusan luar negeri dan berkharisma dengan sifat green-flag. Sementara Nisa (Michelle Ziudith), istri Aris, merupakan pengusaha muda yang cantik dan mandiri yang dulunya merupakan mahasiswi Aris.
Film lebih banyak menggambarkan perubahan Aris dari seorang suami yang taat beragama dan ayah yang baik menjadi sosok yang terlibat dalam hubungan yang melanggar nilai-nilai yang diyakininya. Konfliknya tidak hanya sekadar perselingkuhan, tetapi juga tentang konsekuensi moral dan keputusan sulit yang harus dihadapi.
Tidak hanya menghadirkan konflik perselingkuhan, namun juga berhasil menyelipkan elemen komedi melalui karakter Esti (Asri Welas), yang memerankan tokoh figuran dan karib kerja Nisa. Kehadirannya turut memberikan warna komedi yang ciamik yang mewarnai jalan cerita.
Drama keluarga dalam film ini memiliki keunikan tersendiri. Salah satu aspek menonjol adalah kemampuannya menyisipkan dialog dan adegan komedi dengan takaran yang pas dan eksekusi yang luar biasa. Kemunculan Manoj Punjabi yang ikut berperan sebagai figuran, menambah daya tarik tersendiri bagi penonton.
Kesuksesan Denmas Ipung sebagai DoP menyajikan visual yang estetik dengan efek visual yang dipimpin Alex Kurdi membuat film ini mendapat banyak pujian. Hanung Bramantyo selaku sutradara, yang dibantu oleh Yogi S Calam, Aditya Coyong, dan Poni Vandi Pratama juga berhasil memadu seluruh bagian cerita serta produksi, sehingga film ini memberikan emosi yang greget sepanjang film. Tawaan dan teriakan khas penonton bioskop membuat alur cerita film makin terasa penuh emosional.
Dengan soundtrack original, yakni dari Mytha Lestari berjudul Tak Pantas dan Tak Selalu Memiliki oleh Lyodra, menambah suasana emosional di dalam bioskop. Ipar adalah Maut layak menjadi tontonan wajib bagi keluarga dan sahabat kamu. Tidak hanya untuk pecinta drama, tetapi juga bagi mereka yang mencari tontonan seru dengan nilai positif yang memberikan banyak pesan tersirat maupun tersurat.
Jadi, tunggu apalagi? Film ini tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga refleksi atas nilai-nilai kehidupan yang penting.
Muh Fadhel Perdana