Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Makassar menggelar Seminar Nasional Call for Paper: Aksinomi Sulampua 2024 di Nusantara Ballroom, The Rinra Hotel Makassar, Rabu (31/07).
Seminar ini mengangkat tema “Optimalisasi dan Transformasi Ekonomi untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan”. Agenda ini menghadirkan Kepala Pusat Perubahan Iklim LPPM Unhas, Dr Rijal Idrus MSc sebagai narasumber.
Ia hadir sebagai narasumber dan memaparkan materi mengenai permasalahan dan rekomendasi dalam mendorong sektor perikanan Sulawesi Selatan.
Mengawali materi, Rijal menjelaskan, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan memiliki kekayaan sumber daya laut yang luar biasa. “Kita adalah pemilik keanekaragaman hayati laut nomor satu di dunia,” ujar Rijal.
Meskipun memiliki potensi besar, pemanfaatan sumber daya laut Indonesia belum optimal. Menurut Rijal, hanya dua sektor yang telah termanfaatkan dengan baik secara tradisional, yaitu minyak, gas lepas pantai, perikanan, dan akuakultur.
Sektor lain yang memiliki potensi besar, seperti farmasi, bioteknologi, dan energi baru terbarukan dari laut masih belum berkembang. Rijal juga menyoroti konsep ekonomi biru sebagai langkah lebih maju dari ekonomi hijau.
Ekonomi biru sendiri menekankan keberlanjutan dan efisiensi di Indonesia. Hal ini relevan karena kehidupan masyarakat dikelilingi oleh laut. “Ekonomi biru adalah cara kita untuk memanfaatkan sumber daya laut sebaik-baiknya,” tegasnya.
Rijal menambahkan, Sulawesi Selatan diyakini dapat mentransformasi ekonomi biru. Kini, ekonomi biru juga telah dimasukkan dalam rancangan awal rencana jangka panjang (RPJPD) Sulsel 2025-2045.
Meski begitu, dirinya mengaku masih ada tantangan besar, yakni bagaimana menjadi produsen yang disegani, mengambil manfaat dari kemajuan teknologi, serta memastikan sumber daya manusia yang kompeten di masa depan.
Untuk itu, Rijal menekankan pentingnya pengembangan teknologi dalam ekonomi biru serta memperkuat ilmu pengetahuan dan inovasi maritim.
Muh Fadhel Perdana