“Setiap kata dan tindakannya adalah obat, setiap senyum dan tawanya adalah penawar. Dia tidak hanya menyembuhkan luka, tetapi juga membawa ketenangan dan kehangatan yang menguatkan jiwa”
Ungkapan ini begitu dekat dengan seorang Dokter Spesialis Ortopedi sekaligus Content Creator, dr Helmi Kuswardhana MKes SpOT. Namanya santer di kalangan masyarakat berkat kontennya yang mengedukasi dan penuh komedi menghibur di media sosial. Namun sayangnya, para penggemar Helmi kini tak dapat lagi menikmati konten tersebut karena sang dokter telah berpulang pada Juli lalu.
Helmi lahir di Makassar pada 15 Mei 1983. Ia menyelesaikan Pendidikan Kedokteran Umum di Universitas Hasanuddin (Unhas). Di kampus ini, dia juga menuntaskan studi Spesialis Ortopedi dan Traumatologi.
Berbekal ilmu spesialis tulang yang dimiliki, Helmi lalu bertugas di beberapa rumah sakit di Sulawesi Barat (Sulbar), termasuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Regional Provinsi Sulbar dan RS Mitra Mamuju. Diketahui, ia merupakan satu-satunya dokter spesialis ortopedi dan traumatologi di wilayah tersebut.
Di lingkungan organisasi, nama Helmi masuk dalam daftar pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sulawesi Barat dan Perhimpunan Dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi (PABOI).
Dirinya juga aktif terlibat sebagai tim medis di sejumlah daerah yang terdampak bencana, diantaranya gempa Pidie Jaya Aceh (2016), gempa Lombok NTB (2018), gempa, tsunami dan likuifaksi Palu (2018), wabah covid-19 IDI Makassar (2020-2022), banjir bandang Masamba (2020), gempa Mamuju (2021), serta banjir bandang NTT (2021).
Selain bekerja di rumah sakit, Helmi juga membuka klinik pribadi bernama HK Medical Center yang berlokasi di Makassar. Klinik tersebut melayani perawatan medis terkait kesehatan umum, kulit dan kelamin, gigi dan mulut, THT, dan tulang.
Sepanjang karirnya, ia aktif berbagi edukasi seputar kesehatan tulang dan sendi. Helmi sendiri telah memiliki pengikut sebanyak 522 ribu di akun instagramnya @dr.Helmi_hk dan telah mencapai 1,2 juta lebih pengikut di tiktok @dr.Helmi_spot.
Salah satu konten edukasi yang diunggah Helmi adalah keluhan kaki pasien yang pincang dan bengkok karena tidak ditangani secara cepat dan tepat. Dalam video tersebut, Helmi bertanya seputar penyebab patah tulang pasien dan pengobatan yang telah dilakukan selama delapan bulan.
“Jadi, buat anda yang menonton video ini mudah-mudahan membuka pikiran anda. Lebih cepat suatu penyakit ditangani, maka hasilnya akan lebih baik,” kata Helmi di salah satu postingan instagramnya, Kamis (27/06).
Hingga beberapa jam sebelum tutup usia, Helmi terpantau masih mengunggah video lucu saat dirinya dengan jenaka mencoba berpose ala supermodel. Semua konten yang dibagikannya tak lain agar masyarakat memperoleh informasi kesehatan dan tidak takut konsultasi ke dokter.
Selain aktif berselancar di media sosial, Helmi juga sempat mencalonkan diri sebagai bupati Takalar periode 2024. Dari video unggahannya, ia bercita-cita menjadikan rumah sakit di Takalar bertaraf internasional dengan peralatan dan dokter spesialis yang lengkap agar warga tidak perlu jauh-jauh dirujuk ke Makassar.
Sayangnya, keinginan maju di Pilkada tersebut tidak terlaksana hingga ajalnya tiba akibat serangan jantung. Kesedihan atas berpulangnya dokter spesialis tulang dan content creator tersebut tidak hanya dirasakan keluarga dan kerabat dekat, namun juga para pengikutnya di media sosial.
Salah satu rekan koasnya, dr Ulfiawati SpRad mengingat dengan baik sikap Helmi yang sangat peduli dan loyal kepada pasien. Sikap baik yang ditunjukkan selama masa pendidikan ini terus berlanjut hingga ia menyandang gelar spesialis ortopedi.
“Dia itu gak mau lihat temannya susah. Pokoknya apa-apa dibantu. Kalau untuk pasiennya, dia dikenal royal. Dia juga sering membantu keluarga saya kalau mau konsultasi tulang,” kata Yeyen, sapaan akrabnya, Jumat (26/07).
Ucapan duka juga datang dari salah satu sahabat Helmi saat penanganan penyintas gempa Lombok, Ruli Renata. Pada postingan instagramnya, ia menceritakan perjuangan Helmi saat menjadi tim medis bencana Lombok hingga keinginan sang mendiang yang siap ditugaskan ke Palestina.
“Setelah itu hampir disetiap kejadian bencana beliau selalu hadir, mulai dari dari gempa Mamuju dan yang paling terakhir beliau bilang untuk kapanpun siap dikirim untuk menjadi tim medis di Palestina, masya Allah…,” tulis Ruli di keterangan fotonya, Jumat (02/08).
Helmi tutup usia di umur 41 tahun. Dirinya meninggal dunia setelah melakukan operasi kepada 10 pasien di RS Mitra Mamuju. Sebagai penghargaan atas dedikasinya, Helmi dianugerahi Lencana Karya Bakti oleh IDI berkat kontribusinya dalam bidang kedokteran dan media sosial.
Muh Fadhel Perdana