“Apa yang saya katakan, itulah yang saya kerjakan. Konsistensi adalah kunci dalam membangun kepercayaan dan mencapai tujuan”
Kata-kata tersebut mencerminkan sosok Prof Dr H Hanapi Usman MS, seorang akademisi dan pemimpin yang dikenal karena integritasnya yang tinggi dan dedikasinya terhadap dunia pendidikan. Sebagai salah satu tokoh penting di Universitas Hasanuddin (Unhas), Hanapi telah meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam pengembangan institusi ini.
Perjalanan karier Hanapi di Unhas dimulai pada 2003 ketika ia bergabung sebagai dosen. Tak lama setelah itu, tepatnya 2004, ia turut berperan dalam peleburan dua lembaga di kampus, yaitu Mata Kuliah Umum (MKU) dan Tempat Pembelajaran Bersama (TPB). Proses integrasi ini menandai awal transformasi besar dalam sistem pendidikan Unhas.
Kepemimpinan Hanapi mulai terlihat jelas ketika ia diangkat sebagai Koordinator MKU. Selama mengisi jabatannya, ia menunjukkan kemampuannya dalam mengelola dan mengembangkan program-program pendidikan dasar bagi mahasiswa. Keberhasilannya dalam peran ini membuka jalan baginya untuk posisi yang lebih tinggi.
Pada 2006, Hanapi dipercaya sebagai Kepala UPT MKU-TPB Unhas. Saat kepemimpinannya, ia menginisiasi berbagai perubahan signifikan. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah transformasi metode pembelajaran dari Teacher-Centered Learning (TCL) menjadi Student-Centered Learning (SCL) pada 2008. Perubahan ini bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan mengurangi tingkat Drop Out (DO) mahasiswa.
Hanapi dikenal sebagai pemimpin yang disiplin dan konsisten. Ia selalu memegang teguh prinsip-prinsipnya dan menepati setiap janji yang diucapkan. Sikap ini tidak hanya membuatnya dihormati, tetapi juga menjadi teladan bagi banyak orang di sekitarnya.
“Apa yang dia katakan, apa yang dijanjikan dari awal sampai akhir, seperti itu adanya,” ungkap Kepala UPT MKU Unhas, Rahmatullah SIP MSi, Senin (19/08).
Dalam menjalankan tugasnya, Hanapi menerapkan gaya kepemimpinan yang unik. Ia mampu mendelegasikan tugas dengan baik, memberikan kepercayaan penuh kepada bawahannya, namun tetap terlibat langsung dalam pekerjaan yang dianggap masih bisa ia tangani. Pendekatan ini menciptakan lingkungan kerja yang efektif dan membangun rasa saling percaya diantara tim.
“Beliau sangat baik dalam mendelegasikan tugas. Jika ada hal yang tidak bisa beliau tangani sendiri, beliau akan mempercayakannya kepada orang yang dianggap mampu,” kata Dekan FMIPA Unhas, Dr Eng Amiruddin SSi MSi, Senin (19/08).
Dedikasi Hanapi terhadap pekerjaannya sering kali membuatnya lupa waktu. Tidak jarang ia berada di kampus hingga larut malam, menyelesaikan berbagai tugas dan tanggung jawabnya. Meski hal ini menunjukkan komitmennya yang luar biasa, pada akhirnya kebiasaan ini juga berdampak pada kesehatannya.
Selain prestasi akademiknya, Hanapi juga dikenal karena kepeduliannya terhadap orang-orang di sekitarnya. Ia selalu memperhatikan detail-detail kecil, seperti memastikan rekan-rekannya tidak kelaparan saat bepergian bersama. Kebiasaannya makan coto bersama kolega setelah shalat Jumat menjadi momen yang sangat berkesan bagi banyak orang.
Puncak karir Hanapi semakin terasa ketika ia terpilih menjadi Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unhas. Meski hanya menjabat selama kurang lebih dua tahun, dampak kepemimpinannya sangat terasa. Ia memulai berbagai inisiatif untuk meningkatkan kualitas laboratorium dan fasilitas penelitian di fakultas.
Sayangnya, masa jabatan Hanapi sebagai Dekan FMIPA harus berakhir lebih cepat karena masalah kesehatan. Momen-momen terakhirnya di kampus menunjukkan betapa besar dedikasinya. Bahkan ketika sudah sakit, ia tetap menghadiri rapat penting di Malino dan memaksakan diri untuk memberikan wejangan pernikahan anaknya.
Hanapi meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi Unhas. Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Sains (LPPS) yang ia rintis menjadi salah satu fasilitas unggulan fakultas. Lebih dari itu, prinsip-prinsip kerja dan nilai-nilai yang ia terapkan terus menjadi panduan bagi generasi akademisi setelahnya.
Kehilangan Hanapi pada 2015 meninggalkan duka yang mendalam bagi civitas academica Unhas. Namun, visi dan semangat yang ditorehkan akan terus hidup. Transformasi yang ia mulai dalam metode pembelajaran, pengembangan fasilitas penelitian, dan budaya kerja yang berintegritas terus dilanjutkan oleh para penerusnya.
Hanapi akan selalu diingat sebagai sosok yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kearifan dan kepedulian terhadap sesama. Ia membuktikan bahwa kepemimpinan yang efektif bukan hanya tentang pencapaian akademis, tetapi juga tentang membangun hubungan yang bermakna dan menciptakan dampak positif pada kehidupan orang lain.
Warisan terbesar Hanapi mungkin bukan hanya dalam bentuk prestasi atau fasilitas fisik, tetapi dalam bentuk inspirasi. Ia menginspirasi banyak orang untuk bekerja keras, menjaga integritas, dan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi institusi dan masyarakat. Melalui teladan hidupnya, Hanapi mengajarkan bahwa kesuksesan sejati datang dari kombinasi antara kecerdasan, kerja keras, integritas, dan kepedulian terhadap sesama.
Azzahra Dzahabiyyah Asyila Rahma