“Jika semua bersandar padaku, lalu aku bersandar kemana?”
Potongan lagu Idgitaf yang menjadi soundtrack film Home Sweet Loan ini berusaha menggambarkan harapan terakhir sebuah keluarga, dengan anak bungsu yang harus menanggung beban besar. Hal ini mencerminkan fenomena sandwich generation, atau generasi terjepit, di mana seseorang harus membiayai tiga generasi: orang tua, saudara, dan dirinya sendiri.
Di Indonesia, situasi ini tidak dapat dihindari oleh para pekerja kelas menengah ke bawah untuk menyambung hidup keluarganya. Rasa sungkan kepada orang tua sering kali menciptakan tekanan untuk “membalas budi”, di mana seorang anak merasa bertanggung jawab membantu ekonomi keluarga.
Dikutip dari tempo.co, Sabrina selaku sutradara film, ia menyampaikan maksud dari filmnya. “Yang aku ingin sampaikan di film ini adalah kehidupan yang sejujurnya,” tuturnya pada Rabu, 18 September 2024.
Film bergenre slice of life ini merupakan adaptasi dari novel berjudul sama, Home $weet Loan karya Almira Bastari. Cerita ini akhirnya dikemas menjadi sebuah film layar lebar oleh Visinema dengan durasi 1 jam 52 menit.
Bermula dari Kaluna (Yunita Siregar) seorang middle income sekaligus anak bungsu di keluarganya yang memiliki dua saudara yang telah berkeluarga. Anggapan remeh dan bentuk tidak saling memahami dari para saudaranya membuat Kaluna tidak betah dengan keadaan yang ada di rumahnya.
Hidup di kota metropolitan dengan permasalahan finansial yang dialami sekeluarga turut mempengaruhi hidup Kaluna. Perbedaan kelas sosial antara Kaluna dan pacarnya, Hansa (Wafda Saifan) menjadi sumber konflik dalam hubungan mereka, terutama karena adanya tekanan untuk bisa setara.
Tempat tinggal yang tidak pernah terasa seperti rumah bagi Kaluna menambah beban emosionalnya, membuatnya sering merasa murung dan tertekan. Namun, keberadaan empat sahabatnya Danan (Derby Romero), Tanish (Risty Tagor), dan Miya (Fita Anggriani Ilham), menjadi pelipur lara.
Di tengah lika-liku kehidupan, Kaluna bermimpi untuk memiliki rumah sendiri agar dapat hidup tenang dan damai. Dengan bantuan ketiga sahabatnya, mereka bersama-sama berjuang untuk mewujudkan mimpi Kaluna. Pendapatan yang tidak seberapa dan tanggung jawab besar di pundak Kaluna membuatnya bekerja sangat giat dan menghemat pengeluaran.
Dalam satu atap rumah itu, terdapat beberapa kepala keluarga. Masalah demi masalah muncul berimbas ke anak bungsu tersebut. Terasa sesak bagi Kaluna, tapi keluargalah yang paling berharga menurutnya. Ketika masalah keuangan menimpa kakaknya, seluruh rumah terasa terguncang, dan harapan keluarga kini bertumpu pada Kaluna sebagai penolong mereka.
Kaluna dihadapi dengan pilihan antara diri sendiri dan keluarga nya. Kondisi ini banyak dirasakan oleh para generasi sandwich. Memilih untuk egois tapi ia tidak tega dengan orang tua yang hanya mengandalkan gaji pensiunan. Memilih untuk kabur dari rumah yang tidak terasa hangat, ia memilih egois terhadap dirinya. Seorang anak bungsu yang lelah tapi tidak bisa nyerah. Dengan berbagai permasalahan ia memilih untuk bertahan hidup. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah tersebut.
Di tengah ketegangan dan emosi penonton yang semakin memuncak, Visinema juga mencoba menyelipkan lelucon yang cukup menggelitik. Film ini juga memberikan pesan berharga tentang pengelolaan keuangan yang baik, pentingnya saling memahami di antara anggota keluarga, serta menekankan tanggung jawab dan semangat pantang menyerah, terutama bagi kelas menengah ke bawah.
Film ini merupakan karya terbaru dari produser Mencuri Raden Saleh dan disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie. Tayang perdana pada 26 September 2024 di 357 bioskop, film ini juga telah mengadakan screening di beberapa kota di Indonesia.
Disamping soundtrack utama berjudul Berakhir Disini, soundtrack dari Salsabila Rumah juga menjadi andalan yang berhasil mengiringi suasana emosional dan membuat penonton meneteskan air mata saat lagu tersebut diputar.
Mengangkat situasi yang akrab bagi banyak sandwich generation, Home Sweet Loan mendapat banyak respon positif. Film ini bahkan mencetak rating sebesar 8,6/10 di IMDb dan sukses menjadi refleksi bagi para anak yang merasakan tekanan di rumah.
Nah, menurut Sobat iden, bagaimana definisi “rumah” sebenarnya? Jangan lupa siapkan banyak tisu saat menonton film ini, ya!
Aliyah Fadhilah