Kisah SMA merupakan momen yang paling membekas dalam hidup seseorang. Namun, pernahkah kalian mendapatkan part yang tidak terduga bahwa teman yang kemarin tiba-tiba harus hilang dalam momen hidup kalian? Dibalut dalam film yang hangat dengan sentuhan sinematik yang apik, Not Friends mengajak kita merenungkan kembali makna sejati arti kata “teman”.
Disutradarai oleh Atta Hemwadee film produksi Thailand ini menggambarkan perjalanan emosional seorang siswa SMA bernama Pae (Anthony Buisseret) yang berusaha menemukan jati diri dan arti persahabatan sejati di tengah pengalaman tragis yang menimpanya. Not Friends menyuguhkan narasi yang kuat tentang kehilangan, pencarian diri, dan hubungan antarmanusia yang kompleks.
Cerita dimulai dengan Pae, seorang siswa yang baru saja pindah ke sekolah baru setelah menghadapi kesulitan di sekolah lamanya. Di sekolah baru, Pae bertemu Joe (Pisitpol Ekhaphongpisit), seorang anak yang ceria dan penuh semangat. Namun, Pae tidak merasa tertarik untuk berteman dengan Joe, bahkan ketika Joe berusaha mendekatinya. Konflik batin Pae dan ketidakmampuannya untuk membuka diri kepada orang lain menjadi tema utama dalam paruh pertama film.
Sebuah kejadian tragis yang melibatkan Joe mengubah kehidupan Pae dan membuatnya berpikir ulang tentang hubungannya dengan teman-teman di sekitarnya. Kematian Joe menjadi titik balik yang memaksa Pae untuk menghadapi realitas kehidupan yang keras dan tak terduga. Di tengah rasa kehilangan yang mendalam, Pae memutuskan untuk berpartisipasi dalam kompetisi film pendek di sekolah dengan mengangkat kisah hidup Joe sebagai penghormatan terakhir untuknya. Bersama Bokeh (Thitiya Jirapornslip), teman lama Joe, Pae mulai menyusun cerita tentang siapa Joe sebenarnya.
Namun, dalam proses pembuatan film tersebut, Pae dan Bokeh menemukan bahwa ada lebih banyak hal tentang Joe yang mereka tidak ketahui, dan ini membuka mata mereka tentang arti persahabatan sejati dan pengaruh seseorang dalam hidup kita, bahkan setelah mereka pergi.
Salah satu kekuatan utama dari Not Friends adalah penggambaran karakternya yang mendalam dan kompleks. Pae, sebagai tokoh utama, digambarkan sebagai sosok yang tertutup dan bingung dengan jalan hidupnya. Pertumbuhan karakter Pae sepanjang film terasa alami dan menyentuh, terutama ketika ia mulai memahami betapa pentingnya mengakui dan menghargai kehadiran orang lain dalam hidupnya.
Kehadiran Bokeh sebagai sosok yang penuh semangat namun menyimpan luka dan kesedihan yang mendalam, menunjukkan bagaimana dua orang yang terluka bisa saling membantu untuk sembuh dari trauma mereka.
Dari segi visual, Not Friends memiliki sinematografi yang indah. Warna-warna yang digunakan dalam film ini, semuanya dirancang untuk memperkuat narasi dan emosi yang dirasakan oleh penonton. Transisi antara momen-momen ringan dan adegan yang lebih berat menciptakan keseimbangan antara drama dan komedi yang mengalir dengan baik. Musik latar yang digunakan dalam film turut, menambah lapisan emosi pada setiap adegan tanpa terasa berlebihan.
Atta Hemwadee berhasil mengemas cerita yang sederhana namun penuh makna ini dengan cara yang menarik, membuat penonton merenungkan kembali hubungan mereka dengan orang-orang di sekitar mereka. Not Friends adalah sebuah film yang layak untuk disaksikan. Dengan penceritaan yang kuat, akting yang memukau, dan sinematografi yang indah, film ini berhasil menggabungkan unsur-unsur drama, komedi, dan misteri dalam satu paket yang memuaskan.
Bagi kamu yang ingin menikmati film yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan refleksi tentang kehidupan dan hubungan manusia, Not Friends adalah pilihan yang sempurna. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan perjalanan emosional Pae dan Bokeh. Film ini pun sudah bisa kamu tonton di Netflix! Bukan hanya tentang persahabatan, film ini lebih dari sekedar memahami nilai hidup yang terkadang kita abaikan.
Wahyu Alim Syah