Prof Dr dr Muh Fadjar Perkasa SpTHTBKL SubspRhino(K) resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Hasanuddin (Unhas) pada Rabu (22/01). Dalam pengukuhan yang digelar di Ruang Rapat Senat Lantai 2 Gedung Rektorat ini, Fadjar menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Olfactory Training dan Cuci Hidung sebagai Pendekatan Non-farmakologis untuk Memperbaiki Gangguan Penghidu”.
Guru besar bidang rinologi ini memaparkan pentingnya penanganan gangguan penghidu yang semakin disadari masyarakat sejak pandemi COVID-19. Menurut data yang disampaikan, gangguan penghidu di Amerika Serikat mencapai 1,4 persen dari total populasi. Sementara di Indonesia, 55 persen kasus gangguan penghidu terjadi saat pandemi COVID-19.
“Gangguan penghidu dapat menyebabkan seseorang kehilangan kemampuan mendeteksi bau, yang mempengaruhi selera makan, asupan nutrisi, kondisi psikis, kesehatan mental, dan kualitas hidup,” terangnya.
Fadjar dan tim peneliti di Departemen THT Unhas telah membuktikan efektivitas aplikasi olfactory training dalam memperbaiki gangguan penghidu pada pasien pasca COVID-19, pasca trauma wajah, rinitis alergi, dan rinosinusitis secara mandiri maupun kombinasi kortikosteroid.
Penelitian lanjutan yang dilakukannya juga membuktikan bahwa cuci hidung menggunakan larutan garam fisiologis lebih efektif dibandingkan air steril.
“Olfactory training dan cuci hidung merupakan metode yang aman, murah, sederhana, dan efektif. Ini bisa menjadi upaya promotif, preventif, dan kuratif untuk mengurangi angka morbiditas dan konsumsi obat-obatan,” tegasnya.
Guru Besar ke-548 itu menjelaskan, pendekatan ini bisa dilakukan secara mandiri dan berpotensi mengurangi beban biaya kesehatan, sekaligus meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat.
Azzahra Dzahabiyyah Asyila Rahma