Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Hasanuddin Gelombang 113 melaksanakan program kerja sosialisasi pembuatan Eco-Enzyme. Kegiatan diadakan di Desa Bonto Marannu, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros, Jumat (31/01).
Penanggung jawab program kerja, Nadira mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang cara mengolah limbah organik menjadi produk ramah lingkungan, seperti pupuk organik dan pembersih alami.
Adapun Eco-Enzyme dibuat dengan bahan dasar sederhana seperti limbah kulit buah nanas, sereh, dan juga daun jeruk. Bahan lalu dihaluskan serta ditambahkan gula pasir dan juga air dengan perbandingan 3:1:10.
“Limbah kulit buah yang digunakan sebaiknya merupakan buah dengan kandungan asam sitrat yang relatif tinggi seperti nanas, jeruk, rambutan maupun mangga. Serta tidak disarankan menggunakan buah dengan bau yang tajam seperti durian,” ujar Nadira
Lebih lanjut, ia menjelaskan masa penyimpanan Eco-Enzyme dapat bertahan selama 3-6 bulan. Pada tahap awal fermentasi, proses pengecekan dilakukan berkala setiap 2 hari, untuk membuang gas yang dihasilkan.
“Kemudian setelah dua pekan pengecekan dilakukan sekali setiap pekan,” ungkapnya.
Pada pengaplikasinnya, Eco-Enzyme digunakan setelah proses pengenceran dengan beberapa aturan untuk kebutuhan rumah tangga. Misalnya pembersih lantai dan saluran pembuangan dapat menggunakan perbandingan Eco-Enzyme dan air yaitu 1:10. Sedangkan untuk pertanian dapat menggunakan perbandingan 1:100, untuk menyemprot tanah dan perbandingan 1:200 untuk menyemprot daun.
“Dengan keberhasilan sosialisasi ini, kami berharap dapat mendorong semangat masyarakat untuk menerapkan konsep Eco-Enzyme dalam kehidupan sehari-hari demi lingkungan yang lebih bersih,” pungkas Nadira.
Nabila Rifqah Awaluddin