Tahun-tahun politik telah menjadi pembahasan publik, baru-baru ini Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) telah serentak dilaksanakan. Masih hangat dibahas, tahun 2019 pemilihan umum Presiden juga akan dilangsungkan.
Proses hubungan politik yang berlangsung saat ini pun menyita perhatian masyarakat umum. Terlebih mereka para pemuda mulai ikut terlibat dalam panggung-panggung politik. Sebagai sosok penerus bangsa yang kelak menggantikan kedudukan golongan tua dalam segala aspek, menurut mantan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI periode 2012-2017, Prof Dr Muhammad SIP MSi, keikutsertaan generasi muda bukan hal yang perlu dipermasalahkan. Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas ini juga menegaskan, keterlibatan itu harus berkiprah dengan rambu-rambu politik yang telah ditetapkan. Berikut kutipan wawancaranya.
Bagaimana anda melihat politik saat ini?
Politik adalah kehidupan yang selalu hadir dalam pendemokrasian dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bisa juga dikatakan bahwa politik dapat mewarnai atau yang mendinamisasi kehidupan sosial kita. Akan tetapi orang juga harus paham, berpolitik itu ada ilmunya, etika, dan tata krama. Tidak asal berpolitik saja. Sehingga ketika dia berpolitik bisa menjalankan politik itu dengan baik.
Apa keterlibatan sivitas akademika dalam proses politik?
Sivitas akademika diharapkan bisa menyampaikan pengetahuan atau pendidikan politik dengan baik, bisa menjelaskan secara ilmu pengetahuan tentang praktik-praktik politik. Sivitas akademika dalam suatu perguruan tinggi itu sebagai peneliti, pengkaji, juga pengajar tentang ilmu politik.
Umumnya di dunia praktik ada politisi. Nah, antara teori dan praktik itu harus dikurangi potensi selisihnya. Tidak boleh hanya mengetahui teorinya saja, apalagi tidak mau melihat bagaimana teori itu dipraktekkan dalam masyarakat. Seorang politisi di masyarakat tidak boleh mengatakan, saya lebih paham teorinya. Karena orang yang bekerja tanpa basis teori itu lemah. Praktik-praktik politiknya juga tidak kuat.
Bagaimana seharusnya mereka menghadapi tahun politik ini?
Akademisi itu harus berkontribusi di semua proses-proses politik. Jadi akademisi tidak boleh hanya mengajar saja di kampus. Mengajarkan teori. Tapi akademisi itu harus membaca praktik-praktik politik, mencermati praktik-praktik politik dalam mengajarkan kepada mahasiswanya dan mengajarkan ke masyarakat. Sehingga ilmunya bisa diterapkan pada politisi.
Saat ini, pemuda pun telah ikut andil dalam arena politik dengan mendaftar sebagai bakal calon legislatif, bagaimana tanggapan anda?
Saya kira pemuda itu sudah waktunya untuk terlibat dalam proses dan panggung-panggung politik. Tidak boleh ada anggapan bahwa yang muda nanti, biarlah golongan tua dulu. Proses regenerasi itu harus selalu dipersiapkan dengan baik.
Kalau mulai dari sekarang regenerasi tidak dipersiapkan untuk terlibat dalam politik, nanti pada saat dia harus mengambil peran itu kan menjadi tidak siap dan akan jadi masalah juga. Jadi pemuda harus mencermati, mempelajari, mempersiapkan diri kalau ada kesempatan akan terlibat. Silahkan. Tentu dengan senantiasa mengedepankan ilmu dan etika dalam berpolitik.
Apa yang harus di persiapkan oleh mahasiswa atau pemuda tersebut sebelum terjun ke dunia politik?
Pertama dia harus pelajari ilmunya, peraturan pemilu, undang-undang pemilu, peraturan teknis dari KPU, dan dari Bawaslu. Setelah mengetahui ilmunya, memahami undang-undang dengan benar, kemudian berusaha mempraktikkannya secara benar pula.
Pemuda harus jadi contoh bahwa sebenarnya mereka itu bisa menjadi role model, atau teladan bagi pelaksanaan politik santun. Jangan seperti dugaan atau skeptisme orang selama ini bahwa pemuda itu kerjanya ugal-ugalan, pembuat onar. Stereotip seperti itu, atau opini tersebut diperbaiki dengan cara pemuda itu harus menjadi contoh.
Lantas, bagaimana anda melihat pemuda yang terlalu dini terjun ke dunia politik?
Tidak ada masalah, kan pemuda itu justru harus di persiapkan secara dini. Bahkan pemuda yang telah mempersiapkan dirinya secara dini biasanya lebih matang daripada tiba-tiba jadi calon legislatif, atau tiba-tiba jadi calon bupati secara instan. Kalau pemuda ikut kader pendidikan politik dengan baik, pada waktunya akan bisa tampil sebagai calon-calon pemimpin. Jadi saya satuju bahwa pendidikan politik itu harus sedini mungkin dipersiapkan pemuda dalam rangka menghadapi pilkada dan pemilu nasoinal.
Apa yang mesti dilakukan pemuda jika sudah terjun kedunia politik?
Saya kira pemuda itu harus menjaga idealismenya. Idealisme pemuda itu adalah sebuah kehormatan yang selalu di jaga karena pemuda harus menjadi ‘agent of change’ agen perubahan bagi kehidupan demokrasi yang lebih baik, demokrasi yang bermartabat. Dan proses-proses politik yang lebih berkualitas. Makanya modal pemuda itu pertama integritas, kedua modal sopan santun pemuda harus bisa ditunjukkan dalam berpolitik. Anggapan selama ini pemuda itu sumber masalah, harus dirubah. Pemuda harus menjadi ‘part of solution’ bagian dari solusi bangsa, jangan malah sebaliknya menjadi ‘part of problem’ bagian dari masalah.
Muh Nawir