Ansyari Muis, salah satu mahasiswa Unhas yang mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) menahan nafas di detik-detik pengumuman pemenang dimulai di Universitas Negeri Yogyakarta, Minggu (2/9). Ia terus berdoa dalam hati agar mendapatkan hasil terbaik. Benar saja, ketika namanya disebut, secara spontan, ia melompat, memeluk dan menyalami para dosen sebagai ungkapan kebahagiaan.
Proposal berjudul “Eksis (Edukasi Kesehatan) Cermin Si Imut (Cerita Komik Kesehatan Gigi dan Mulut: Upaya Meningkatkan Status Kesehatan Gigi Anak SDN 12 Pulau Kapoposan”, mendapatkan medali emas untuk kategori poster. Peluh dan kerja keras Ansyari bersama Erwin Gunawan, Pharadiba, dan Febriansyah Muh A seakan terbayar lunas.
“Tentunya bahagia bercampur dengan bangga, rasa haru dan bisa membanggakan orang tua, dosen, dan Unhas. Sebenarnya bukan hasil yang terpenting namun proses untuk juaranya itu yang sangat luar biasa,”ujar Erwin Gunawan ketika dihubungi via WhatsApp, Minggu (2/9).
Selain itu, Ali Muhasan bersama timya juga mampu mempersembahkan perak untuk kategori presentasi. Mengusung judul “Little SOUL yang tertinggal, Mengakselerasi Potensi Wisata Kampong Korea Suku Cia-Cia” mampu membuat juri terpukau.
Mereka semua patut berbangga atas capaian yang cukup besar itu. Mengapa tidak? kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) sejak tahun 2001 ini, menjadi salah satu ajang bergengsi dan unjuk diri bagi universitas di seluruh Indonesia. Hingga tidak tangung-tangung beberapa universitas bahkan rela melakukan persiapan selama berbulan-bulan sebelum pelaksanaan kegiatan.
Tahun ini menjadi pencapaiaan terbesar Unhas sejak mengikuti Pimnas. Kampus Ayam Jantan ini meloloskan 16 tim ke Pimnas. Menempati urutan keempat paling banyak meloloskan proposal di Pimnas. Jumlah itu melampaui Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan 13 proposal dan Universitas Airlangga yang meloloskan tujuh proposal.
Selama lima tahun terakhir terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada jumlah proposal yang lolos didanai oleh Dikti. Jika pada tahun 2016 hanya 55 porposal yang lolos, tahun berikutnya meningkat dua kali lipat menjadi 116 proposal. Jumlah itu terus meningkat hingga pada tahun 2018 Unhas berhasil meloloskan 123 proposal.
Peningkatan tersebut berbanding lurus dengan semakin meningkatnya jumlah mahasiswa yang membuat proposal. Dikutip dari buku “Memori Akhir Jabatan Rektor Universitas Hasanuddin” disebutkan, dalam kurun empat tahun terakhir, jumlah mahasiswa yang terlibat Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) meningkat sebesar 179,27% dan jumlah proposal yang didanai meningkat 194,12%.
“Partisipasi mahasiswa Unhas pada program PKM menujukkan tren yang terus meningkat selama empat tahun terakhir,” tertulis pada buku ini.
Prestasi yang dicapai tentunya tidak bisa membuat Unhas terlena dan berpuas diri. Hal ini karena jika dibandingkan dengan universitas lain seperti UGM yang hanya meloloskan 13 tim namun mampu meraih sepuluh emas, tiga perak, dan lima perunggu. Sedangkan Unhas meloloskan 16 tim namun hanya mendapatkan dua medali.
Reporter: Norhafizah