“Jangan takut gagal, kalau kita gagal jangan ubah goalsnya tapi ubah caranya.”
Sebagai generasi masa depan, muda-mudi kini dituntut menjadi agent of change yang mampu membawa dampak dan perubahan besar bagi kemaslahatan orang banyak. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu menjadi entrepreneur social, dengan membangun usaha melalui misi sosial untuk menciptakan perubahan yang positif kepada masyarakat.
Hal itulah yang dilakukan oleh Alumnus Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Akmal Idrus. Bermula dari bergabung di komunitas sosial, ia berhasil menciptakan inovasi kewirausahaan sosial melalui Rappo Indonesia.
Ketertarikannya terhadap usaha sosial tidak datang begitu saja. Hal itu merupakan hasil dari proses pengembangan diri dan kariernya. Sebelum memulai usaha, pria yang akrab disapa Akmal ini lebih dulu melebarkan sayapnya pada bidang jurnalis.
Sejak dibangku kuliah, ia telah menjadi jurnalis rubrik remaja di salah satu koran terbesar di Makassar. Kini, namanya dikenal sebagai pembawa berita nasional TVRI Sulawesi Selatan. Dari pekerjaannya sebagai jurnalis, ia memahami berbagai isu lingkungan dan sosial. Akmal merasakan langsung apa yang dialami masyarakat. Menurutnya, generasi muda harus mengambil peran untuk memberikan perubahan sekecil apa pun dampaknya bagi masyarakat.
Pemikiran itulah yang mendorong Akmal menciptakan Rappo. Rappo Indonesia merupakan usaha yang menawarkan produk daur ulang dari sampah kantong plastik sekali pakai (kresek). Dalam produksinya, ia memberdayakan perempuan dengan memberikan pelatihan dan kesempatan kerja.
Hadirnya Rappo berangkat dari keresahan Akmal tentang aksi lingkungan seperti pengumpulan sampah yang hanya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Alumni Program Inkubasi Usaha Sosial Makadaya Fellowship 2021 itu bertekad untuk berinovasi agar sampah-sampah tersebut memiliki nilai jual dan guna yang lebih di masyarakat.
Ia menuturkan, dalam proses pengumpulan sampah, Akmal juga banyak bekerja sama mulai dari Bank Sampah, startup yang bergerak di bidang sampah, hingga para pelaku ekonomi yang banyak menggunakan kantong plastik, seperti usaha laundry.
“Plastik Menjadi Cuan” menjadi salah satu program inisiasinya dengan menyasar kresek bekas laundry-laundry di Makassar untuk di beli, dan kemudian diolah kembali, juga “Donasi Kantong Sampah Plastik (DKSP)” bagi yang ingin menyumbangkan sampah kantong plastiknya secara sukarela.
Lewat usahanya itu, ia juga membawa dampak tak hanya bagi lingkungan, namun juga pada perempuan-perempuan yang bekerja di rumah produksinya. Akmal berkomitmen untuk membuka lapangan pekerjaan serta meningkatkan kesejahteraan mereka melalui berbagai pendampingan dan pelatihan seperti pengembangan diri, finansial literasi, bahkan berbagai ilmu parenting.
“Rata-rata perempuan yang bekerja di Rappo itu tidak memiliki kemampuan menjahit, kita yang memberi pelatihan berbulan-bulan bagi mereka. Kita juga berusaha untuk mengembangkan tak hanya hard skill, namun soft skills mereka,” ujar Akmal.
Hingga kini, usahanya itu berhasil menciptakan berbagai produk inovasi yang berasal dari limbah plastik menjadi barang tekstil, mulai dari tas, dompet, dam berbagai aksesoris ramah lingkungan. Tak hanya di Makassar, Rappo telah direplikasi di Depok dan Jawa Barat.
Pria 30 tahun itu dikenal sosok yang memiliki jiwa sosial tinggi, ia telah menjadi sukarelawan Komunitas Kejar Mimpi CIMB Niaga di Makassar sejak empat tahun yang lalu. Lewat organisasi ini, ia berkontribusi pada bidang pendidikan, filantropi, lingkungan, dan pembangunan sosial ekonomi.
Di komunitas tersebut, Akmal sempat menjadi Ketua pada periode 2021-2022. Kini, ia telah menjadi advisor. Bersama rekan-rekannya, ia berhasil menginisiasi berbagai kegiatan untuk anak muda di Makassar. Komunitas Kejar Mimpi ini memotivasi Akmal untuk selalu belajar sehingga tertantang menjadi lebih baik, bagi dirinya sendiri dan orang banyak.
Dalam perjalanannya meniti karier, uang dan waktu telah Akmal korbankan. Di akhir wawancaranya, Alumnus Unhas 2018 itu, memberikan tips bagi generasi muda untuk telaten mengejar mimpi dan tidak mudah menyerah. “Jangan takut gagal, kalau kita gagal jangan ubah goalsnya tapi ubah caranya,” pungkasnya.
Nur Muthmainah