Kesenjangan pendidikan di Indonesia masih sangat terasa, khususnya wilayah pelosok desa. Ruang kelas yang tidak layak, fasilitas yang kurang memadai, serta susahnya akses menuju sekolah yang membuat pengajar kesulitan untuk sampai ke sekolah.
Anak-anak yang tinggal di pedalaman masih susah untuk mendapatkan pendidikan yang layak untuk mengasah kemampuan yang dimilikinya. Akses dan kualitas pendidikan yang tidak merata merupakan salah satu faktor dari kondisi miris tersebut.
Untuk itu, Ikatan Pemuda Peduli Sosial (Ikasa) Makassar mengambil sebuah langkah kecil untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Langkah tersebut direalisasikan melalui pengabdian masyarakat, yang juga dapat menumbuhkan kepekaan sosial antar sesama.
Ikasa Makassar merupakan komunitas yang bergerak di bidang pendidikan, sosial, budaya dan lingkungan, yang dibentuk pada tanggal 12 Juni 2016. Saat ini, Ikasa Makassar menghimpun beberapa mahasiswa dari berbagai universitas di Makassar yang memiliki minat yang sama.
Komunitas ini awalnya diinisiasi oleh beberapa Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM). Ikasa Makassar kemudian terlahir karena mereka merasa jenuh terhadap kegiatan organisasi di kampus.
Kemudian mereka berusaha mencari tempat untuk berbagi dan menyalurkan ilmunya. Misalnya, saat mereka tertarik dengan kegiatan sosial, maka mereka akan mengajar Siswa Sekolah Dasar (SD) yang berada di pelosok.
“Tujuan dari hadirnya komunitas ini ialah untuk menjawab adanya kepentingan sesama mahasiswa yang ingin membagi ilmunya kepada anak-anak yang kurang beruntung. Komunitas ini juga bergerak di bidang sosial, budaya, dan lingkungan yang bertujuan untuk menghimpun anak-anak muda di Makassar untuk membagi ilmu dan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat,” ungkap Ketua Umum Ikasa Makassar Periode 2023-2024, Agus.
Saat menjalankan pengabdian ke pelosok, Ikasa Makassar mendapatkan feedback yang baik. Para siswa sangat antusias dan bersemangat ketika mengikuti pembelajaran. Hal ini dikarenakan kurangnya keaktifan kegiatan belajar mengajar di sekolah mereka selama ini.
“Respons dari adik-adik sangat antusias dan bersemangat karena pembelajaran di sekolahnya jarang aktif akibat sulitnya akses jalan bagi guru. Mereka sangat menikmati kegiatan belajar mengajar yang diadakan oleh Ikasa Makassar,” ujar Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) tersebut.
Selain pendidikan, Ikasa Makassar juga bergerak di bidang budaya dan lingkungan. Dalam bidang budaya, Ikasa Makassar biasanya mengadakan lomba menggambar di beberapa tempat di Makassar seperti Benteng Rotterdam, Benteng Somba Opu, atau situs sejarah dan cagar budaya lainnya.
Sedangkan dalam bidang lingkungan, Ikasa Makassar mempunyai program untuk kelestarian lingkungan, seperti pengolahan sampah yang diterapkan di kampung binaan. Pengolahan sampah ini mencakup memisahkan sampah yang bisa didaur ulang. Kemudian, sampah tersebut ada yang diberikan ke pemulung atau masuk ke proses pemilahan terakhir, yaitu dibuang atau dibakar tanpa menambah polusi yang sudah ada.
Program- program Ikasa juga dapat berjalan lancar karena adanya dukungan dan bantuan dari para donatur yang berasal dari sponsor yang terkait dengan program-program Ikasa. Untuk mencari lebih banyak dana, Ikasa juga membuka donasi dan terkadang membuat proposal kerja sama untuk dikirimkan pada instansi atau dinas yang terkait.
Terkait perekrutan anggota, di awal pendirian komunitas ini perekrutan hanya dilakukan melalui jalur pribadi pada orang di sekitar. Sekarang, penerimaan anggotanya telah dibuka secara umum.
Adapun tahapan yang harus dilalui para calon anggota baru, yakni pendaftaran, seleksi berkas (administrasi) dan wawancara. Ikasa Makassar tidak hanya merekrut anggota dari kalangan pemuda tetapi juga dari kalangan pemudi.
“Untuk Open Recruitment- nya terbuka bagi Mahasiswa di seluruh universitas yang berada di Makassar. Tidak ada kriteria khusus, yang jelas harus memiliki minat di bidang pendidikan, sosial, budaya, dan lingkungan. Tetapi kami mengutamakan mahasiswa yang berkomitmen untuk aktif dan bisa mengabdikan dirinya untuk masyarakat,” ucapnya.
Mahasiswa FISIP itu berharap, dengan adanya Ikasa Makassar, lebih banyak lagi mahasiswa yang memiliki ketertarikan dalam bidang pendidikan, sosial, budaya, dan lingkungan. Mahasiswa inilah yang kemudian akan mengabdikan dirinya agar bisa lebih bermanfaat kepada masyarakat luas dengan cara bergabung dengan Ikasa Makassar.
Marcha Nurul Fadila Jalil