Universitas Hasanuddin (Unhas) yang berlokasi di Makassar, telah lama dikenal sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia. Tidak hanya pada kualitas pendidikan, tetapi juga pada fasilitas yang ditawarkan menjadi keunggulan dari Unhas. Salah satu bangunan unggulan yang ada di universitas ini adalah Gedung Baruga Andi Pangerang Pettarani.
Baruga Andi Pangerang Pettarani yang berdiri kokoh di samping Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan salah satu bangunan terbesar yang ada di Unhas. Baruga kerap kali digunakan sebagai tempat berlangsungnya acara besar, termasuk upacara wisuda, seminar, dan kegiatan mahasiswa.
Penamaan baruga ini diambil dari nama seorang tokoh penting yang berkontribusi besar atas pendirian Unhas. Nama Andi Pangerang Pettarani yang kala itu menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan pada periode 1956-1960, diabadikan sebagai nama baruga atas kontribusinya yang besar dalam pendirian Unhas sekaligus penghormatan atas jasa-jasanya bagi Unhas.
Pada masa awal berdirinya Unhas, Andi Pangerang Pettarani menggunakan kekuasaannya sebagai gubernur untuk berkontribusi pada pembangunan Unhas, dalam hal ini membantu pengadaan gedung.
Baruga Andi Pangerang Pettarani Unhas resmi dibuka pada tanggal 12 September 1991 oleh Wakil Presiden kelima Republik Indonesia saat itu, Soedharmono dengan penekanan tombol oleh Ibu Soedharmono yang menyingkap sehelai kain merah yang menutupi papan nama bertuliskan “Baruga Andi Pangerang Pettarani”. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hasan dan Gubernur Sulsel HA Amiruddin serta beberapa tokoh penting lainnya turut hadir dalam peresmian baruga tersebut.
Usai peresmian, wakil presiden bersama rombongan melewati barisan pramuka Unhas menuju ke dalam baruga. Di pintu luar baruga, tokoh penting Indonesia bersama rombongannya disambut sekitar tiga puluh remaja cilik dan tampil dengan atraksi ganrang bulo.
Pembangunan Gedung Baruga Andi Pangerang Pettarani Unhas dikerjakan oleh PT. Wijaya Kusuma Contractors dengan luas sebesar 6.500 m2 dan tersusun sebanyak empat tingkat. Pembangunan gedung mewah ini diketahui menghabiskan dana sebesar Rp 6,5 miliar dan diperkirakan dapat menampung sekitar 2.500 orang.
Tidak hanya itu, gedung ini juga dilengkapi dengan berbagai sarana dan fasilitas, seperti ruang konferensi, ruang rekaman, ruang pencahayaan, ruang penggantian, musholla, dan panggung yang cukup lebar.
Sejak awal berdiri, gedung baruga difungsikan sebagai tempat wisuda dan perayaan dies natalis universitas. Gedung ini juga kerap dijadikan sebagai tempat bioskop, drama, dan berbagai kegiatan penting lainnya.
Waktu terus berlalu, Baruga Andi Pangerang Pettarani Unhas menunjukkan tanda-tanda kerusakan pada bagian baruga. Tentunya kerusakan yang terjadi berdampak buruk pada kegiatan yang berlangsung di gedung tersebut.
Misalnya saja pada saat pelaksanaan Forum Rektor Indonesia 2018 yang menjadikan pelataran Baruga Andi Pangerang Pettarani sebagai lokasi makan bersama bagi para tamu undangan.
Saat itu, bagian atap baruga yang bocor membuat air hujan membasahi pelataran yang telah dihias dan meja makan yang telah disusun sedemikian rupa juga ikut menjadi basah.
Berdasarkan hasil observasi tim ahli yang diketuai oleh Rita Irmawaty dari Departemen Teknik Sipil Unhas, 40% hingga 50% kayu yang ada pada bangunan tersebut telah lapuk dan genteng juga telah aus. Renovasi Baruga diharapkan dapat menjadikan gedung tersebut lebih representatif dan memberikan kenyamanan bagi orang yang berada di tempat itu.
Kejadian tersebut memberi sinyal bahwa bangunan tersebut sudah saatnya untuk direnovasi dan dilakukan pemeliharaan. Renovasi gedung baruga kemudian dilakukan secara bertahap dan sasaran yang direnovasi adalah atap, plafon, dan pengecatan kembali di beberapa bagian tertentu.
Baruga ini akan tetap menjadi salah satu ikon bagi Unhas. Semoga kemegahan baruga sebagai ikon universitas dapat terjaga seperti wujud awal diresmikan.
Ni Made Dwi Jayanti