Mereka yang telah menyelesaikan pendidikan di sebuah lembaga disebut alumni. Seringkali, para alumni mempertahankan hubungan dengan lembaga yang pernah dimasukinya dan hal itu berdampak positif kepada dua pihak tersebut.
Di dunia perkuliahan, hubungan yang dipertahankan ini dapat menjadi jejaring bagi mahasiswa yang tengah menempuh pendidikannya untuk berkarir di dunia kerja. Silaturahmi universitas dengan para alumninya dipandang penting untuk dijaga dengan baik.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh universitas adalah menyediakan tempat bagi mereka untuk berkunjung, serta mempererat hubungan dengan alumni lainnya. Mereka dapat berbincang, yang mungkin berujung pada sebuah kesepakatan yang menguntungkan bagi universitas.
Membuka lembaran berita identitas Unhas edisi 8 November 1982, ide pembangunan Gedung Pertemuan Alumni (GPA) muncul pada 1979 tatkala para alumni Unhas berkumpul dalam suatu reuni. Gagasan tersebut tersembul dari mulut Amirmachmud yang pada masa itu sedang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.
Amirmachmud maupun Ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin (Unhas) saat itu, dr H Ambo Mai Akil sama-sama memiliki ide bahwa gedung itu akan menjadi sumber munculnya gagasan-gagasan baru bagi pembangunan bangsa. Mereka berpikir, GPA nantinya dapat menjadi tempat berdiskusi ilmiah, berkomunikasi antar alumni, alumni dengan pemerintah serta masyarakat.
identitas edisi 7 Oktober 1981 mencatatkan gedung yang diresmikan pada 29 Oktober 1982 itu memiliki luas sekitar 700 meter persegi di atas tanah seluas dua hektar. Lokasinya sekitar 100 meter sebelah barat Gedung Pertemuan Ilmiah (GPI) Unhas Kampus Tamalanrea.
Arsitektur GPA dirancang dengan gaya Bugis Makassar yang tidak memerlukan pendingin ruangan. Bukaan yang cukup mengizinkan angin bebas masuk, serta membuat gedung itu terang di siang hari, sehingga menghemat penggunaan listrik.
Pembangunan GPA ditangani oleh panitia yang terdiri dari, dr H Ambo Mai Akil (Ketua), Dr Basri Hasanuddin (Wakil Ketua), Drs Sadly (Sekretaris), Drs Anwar Arifin (Wakil Sekretaris), dan Drs HM Yusuf Kalla (Bendahara). Adapun anggotanya yaitu Drs Syukur Abdullah, Ir JCG Undap, Ir A Mauraga Makhmud, Dr Husen Abas MA, Dr Ir Muslimin Mustafa, dr Hasan Anoez MPH, Ir M Rapi Mantahing, dan Ir Ananto Yudono.
Dana pembangunan GPA yang diperkirakan menelan biaya sekitar 134 juta rupiah bersumber dari partisipasi alumni Unhas yang saat itu berjumlah 4357 orang. Menurut Ketua I Pengurus IKA, Drs HM Jusuf Kalla, para alumni diimbau dan diharapkan untuk mengambil bagian dalam pembangunan GPA, dengan merelakan pendapatan per harinya.
Amirmachmud pun diketahui ikut menyumbang sebesar 50 juta Rupiah untuk pembangunan GPA pada Malam Kesenian 10 September 1981. Ia mengatakan, pembangunan gedung alumni itu merupakan salah satu karya nyata yang dilakukan oleh alumni Unhas Ujung Pandang.
Selain berupa sumbangan dana, panitia pembangunan membuka kesempatan bagi alumni, mahasiswa, dan dosen Unhas untuk ikut serta dalam sayembara membuat rencana atau gambar desain GPA pada 1981. Terdapat 30 grup yang turut memeriahkan sayembara itu, namun hanya 28 yang mengirimkan gambar.
Hasil sayembara diumumkan pada 29 Oktober 1981 di ruang Senat Fakultas Ilmu-Ilmu Kedokteran (FIIK). Terdapat tiga pemenang yang terdiri dari Grup Almamater, Grup Sepuluh September, dan Grup Bomano. Jumlah hadiah yang diberikan untuk juara 1 sebesar 300 ribu rupiah, juara 2 sebesar 150 ribu rupiah, dan juara 3 sebesar 75 ribu rupiah.
“Seluruh peserta memperoleh piagam dari panitia, dan nama mereka akan diabadikan dalam suatu memori pada GPA tersebut kelak,” ujar Drs Sadly selaku Sekretaris Panitia pembangunan GPA.
GPA Unhas merupakan gedung alumni yang pertama berdiri dalam kampus universitas di Indonesia. Meskipun demikian, pembangunannya tidak dimaksudkan untuk menghidupkan alumni sentris, almaterisme, maupun sikap ekslusisme lainnya.
Sejak dahulu, alumni Unhas senantiasa terbuka terhadap alumni universitas dari manapun juga. Bahkan menurut Akil, Anggaran Dana dan Anggaran Rumah Tangga IKA Unhas yang ditetapkan pada 1963 itu menggariskan bahwa yang dimaksud alumni bukan saja lulusan Unhas, melainkan juga dari manapun almamaternya.
Najwa Hanana
