Prof Dr Ir H Ambo Ala, Guru Besar Pertanian Unhas memiliki segudang prestasi dan pengalaman dalam mengemban amanah. Meski begitu, kesederhanaan tetap menjadi prinsip utama yang terus ia pegang teguh.
Guru Besar Pertanian Unhas, Prof Dr Ir H Ambo Ala ialah sosok yang tak henti mengukir prestasi bagi kampus merah. Sederet penghargaan bergengsi telah diraihnya. Adapun penghargaan yang telah ia dapatkan antara lain gelar dosen teladan I Unhas tahun 1990, penghargaan Presiden RI berupa Satyalencana Karya Satya tahun 1997, penghargaan Satyalencana Wyra Karya tahun 1998.
Selanjutnya, penghargaan Adikarya Pembangunan Pertanian tahun 2002, dan Penghargaan sebagai Peneliti Berprestasi Inovasi Perkebunan dari Menteri Pertanian Republik Indonesia, Suswono. Penghargaatu Ambo terima pada 30 Agustus 2013 di Jakarta Convention Center.
Tak berhenti sampai di situ. Pria kelahiran 31 Desember 1954 ini masih memiliki pencapaian yang patut ia banggakan. Di antaranya penghargaan yang diserahkan oleh Menteri Koordinator Perekonomian kala itu, Hatta Rajasa dalam rangka Expose Nasional Inovasi Perkebunan. Penghargaan tersebut ia terima atas dedikasinya terhadap penelitian yang telah ia lakukan dalam bidang inovasi perkebunan.
Bagaimana tidak, dilansir dari WajoTerkini, Ambo mengatakan bahwa ia selalu melakukan yang terbaik di setiap usahanya dan tidak pandang bulu siapa yang menyuruhnya. Selain itu, ia tak pernah mau kalah dalam melakukan suatu usaha bahkan sejak ia duduk di bangku kuliah.
“Pada saat saya masih mahasiswa dulu, sangat susah dikalahkan pada perolehan angka atau nilai, karena saya tidak mau kalah dalam waktu belajar. Saya siap dikalahkan pada hasil tetapi saya tidak akan pernah mau kalah dalam usaha,”katanya.
Kegigihannya itu ia buktikan saat ia menempuh pendidikan. Saat berhasil meraih gelar sarjana S1 Pertanian Unhas tahun 1979, Ambo langsung mengabdi menjadi tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Kehutanan (Fapertahut) Unhas. Lalu, pria asli Jongkang kelurahan Tangkoli Kecamatan Maniangpajo tersebut berhasil lulus dengan gelar doktor termuda predikat cum laude tahun 1987. Setelah itu, ia menjadi profesor termuda tahun 1999.
Tak hanya prestasi, sejumlah jabatan penting juga pernah ia emban. Misalnya, Kepala Laboratorium Ekologi di Fapertahut Unhas sampai dengan tahun 1990, Kepala Laboratorium Lapang Unhas (1987-1989), Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar (1987-1994). Lalu, menjadi Ketua Program Studi SSP-PPs Unhas (1987-1989), Pembantu Dekan (PD) III Fakultas Pertanian (Faperta) Unhas (1989-2005), Dekan Faperta Unhas (1995-2002), Pembantu Rektor (PR) III Unhas (2002-2006), Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sulsel (2006-2007).
Ambo juga pernah menjabat Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Pertanian (2007-2009), Sekretaris Senat Unhas (2015-2018), Anggota Komisaris PT Perkebunan Nusantara XIV (2012-2016), hingga menjabat Komisaris Utama PT Perkebunan Nusantara XIV (2016-sekarang).
Anggota Majelis Wali Amanat (MWA) Unhas ini juga pernah menjadi calon rektor pada periode 2005 lalu. Sayangnya, Ambo kalah dari Prof Dr Ir Idrus Paturusi kala itu.
Di mata teman sejawat, Ambo termasuk dosen yang ulet dan mudah bergaul. Selain itu, ia juga kerap mengunjungi berbagai negara Eropa, Asia dan Afrika sampai Amerika. Kunjungan tersebut dalam rangka presentasi ilmiah, studi banding hingga menjadi dosen tamu. Misalnya menjadi dosen tamu di Trinidad dan Tobago, Afrika.
Selain mengajar, guru besar Fapertahut ini juga pernah aktif di sejumlah organisasi. Seperti menjadi anggota American Society of Agronomi, Amerika, Ketua Divisi Pengembangan Kelembagaan Organisasi ICMI Sulsel, Ketua Perhimpunan Agro Meterologi Indonesia Cabang Sulsel, Ketua Dewan penasihat Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (Pinbuk) Sulsel dan sejumlah organisasi lainnya. Atas semua capaiannya itu, Ambo tetap menerapkan prinsip hidup yang sederhana.
Madeline Yudith