Dosen Departemen Ilmu Ekonomi Unhas, Rakhmat Nurul Prima Nugraha menganalisis supply dan demand ojek online melalui sudut pandang keislaman pada Diskusi Seputar Ekonomi Islam (DIKSI) melalui Zoom Meeting dan live YouTube, Sabtu (23/01). Bertajuk “Menakar Kembali Praktik Ojek Online: Sudahkah Memenuhi Nilai-nilai Ke-FoSSEI-an?”, kegiatan tersebut dimoderatori oleh Anggota Biro Kajian Departemen Keilmuan Kelompok Studi Ekonomi Islam dan Forum Studi Ekonomi Islam (KSEI FoSEI) Unhas, Sri Ulfa.
Menurut Rakhmat, orang-orang tentu memiliki alasan mengapa menjatuhkan pilihan pada barang dan jasa yang dipilihnya pada tahap konsumsi (demand). “Dalam Islam, tujuan utama seorang muslim melakukan aktivitas konsumsi adalah optimalisasikeinginan untuk memaksimalkan mashlahah, yakni keselamatan dunia dan akhirat,” jelasnya.
BACA JUGA: Gojek dalam Perspektif Ekonomi Islam
Rakhmat juga menekankan, dalam perspektif Islam, baik konsumen dan produsen atau supply dan demand tidak diarahkan untuk membuat keputusan yang merugi. Karena merugi akan mengarah pada kesia-sian waktu yang telah dilalui.
Lebih lanjut, Rakhmat memaparkan, fitur Gojek membuat equilibrium price lebih meningkat karena konsumen mengeluarkan sejumlah cost untuk itu. “Gojek hadir memberikan layanan fleksibilitas yang awalnya menjadi permasalahan banyak orang,” ungkapnya.
Namun, konsumen muslim diharapkan dapat menjadi konsumen yang serasional mungkin. “Gojek akan menjadi pilihan yang rasional apabila masih menawarkan marginal benefit yang lebih besar daripada marginal cost.” lanjutnya.
Pada akhir penjelasan, Rakhmat mengatakan, fitur Gojek memberikan dampak tidak hanya pada sisi konsumen. “Dampak sangat dirasakan oleh produsen karena memiliki akses pasar yang lebih luas,” tutupnya.
M203