“Beliau itu baik sekali, dia biasa memberikan uang pribadi apabila ada mahasiswanya yang sudah menunggak pembayaran kuliah,” ucap Sekretaris Departemen Ilmu Politik, Haryanto SIP MA, Minggu (21/04).
Dermawan, sepertinya sifat ini pantas menggambarkan kebaikan hatinya yang luar biasa. Dengan senyum ramah yang menghiasi wajahnya, ia selalu siap membantu mahasiswanya, baik dalam urusan akademik maupun pribadi.
Pria kelahiran 1963 ini bernama Drs Andi Yakub MSi PhD, Ketua Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas). Baginya, pendidikan bukan sekadar mengajar di kelas, tetapi juga tentang membimbing dan mendukung setiap mahasiswa agar mencapai potensi terbaiknya.
Sejak awal, Yakub telah memfokuskan keahliannya pada bidang ilmu politik. Saat menempuh pendidikan sarjana, ia memilih Jurusan Ilmu Politik Unhas (1983-1988), studi magister Jurusan Sosiologi Politik di Universitas Airlangga (1995-1998), dan program doktor Political Science di Universiti Utara Malaysia (2014-2019).
Yakub banyak melakukan penelitian tentang budaya, sosiologi, dan kejadian-kejadian politik di daerah. Kegemarannya dalam mendalami ilmu ini pun tertuang dalam karya tulis dan keterlibatannya pada pertemuan ilmiah.
Dalam lima tahun terakhir, Yakub telah menghasilkan enam karya ilmiah yang telah dimuat di jurnal nasional dan internasional, beberapa diantaranya The Dynamics of Development In Indonesia: The Perspective of Political Economy, Exploring the Nexus between Foreign Aid, Corruption and Economic Growth in ASEAN Countries, dan Refleksi Partisipasi Pemuda sebagai penyelenggara Pemilu 2019 di Kabupaten Sidenreng Rappang Menuju PEMILU 2024.
Selain itu, Yakub juga pernah menjadi pembicara pada sejumlah kegiatan diseminasi, seperti International Conference Multidisciplinary Research (ICMR), Hasanuddin International Conference on Social and Political Sciences (Hicospos), dan The 7th International Conference on International Studies (ICIS).
Sejak mengabdi di Kampus Merah, Yakub memang belum banyak mengambil peran secara struktural. Salah satu jabatan yang sempat dipegangnya, yakni Ketua Departemen Ilmu Politik. Namun sayangnya, pria kelahiran Cangadi itu harus berpulang sebelum demisioner.
Selama memimpin departemen, Yakub dikenal sebagai pribadi yang ramah, bijaksana, serta mengayomi semua dosen dan pegawai. Ia selalu mendahulukan kepentingan orang lain, sekalipun itu tidak sesuai dengan keinginannya. Tak heran, sosoknya yang mudah bergaul menjadikan Yakub sebagai orang yang cukup disegani di lingkungan kampus.
“Karena beliau, persoalan-persoalan akademik maupun non-akademik bisa diselesaikan dengan baik,” tutur Haryanto.
Kemurahan hati Yakub semakin terasa saat dirinya diketahui sering membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan finansial untuk membayar uang kuliah. Haryanto menyebut, Yakub sering memberikan uang pribadinya ketika ada mahasiswa yang melapor mengenai pembayaran kuliahnya yang telah menunggak.
“Itu selalu dia lakukan sejak menjadi ketua departemen dan hampir setiap semester selalu ada mahasiswa yang datang karena masalah tersebut,” ungkapnya.
Gaya bertutur sopan dengan nada rendah menjadi salah satu ciri khas Yakub. Bahkan saking lembut dan santunnya, terkadang membuat orang mungkin tidak mendengar suaranya dengan jelas.
Dari segi penampilan, Yakub sering mengenakan pakaian formal di kampus. Ia juga masih berjiwa muda dengan kemeja kotak-kotak dan sepatu casual layaknya anak remaja.
Hingga dirinya jatuh sakit, Yakub ternyata masih sesekali datang ke kampus. Putri pertamanya, Amirah Humairah menceritakan, selama bapaknya masih bisa bangun, maka ia akan tetap ke kampus walau harus dibantu dengan tongkat.
Amirah juga menggambarkan Yakub sebagai bapak yang sangat peduli dan sayang keluarga. Bentuk perhatian itu biasa diperlihatkan melalui dukungan untuk anak-anak, terutama dalam hal pendidikan.
Dalam kesehariannya, Yakub kerap mendiskusikan isu-isu politik bersama Amirah karena pendidikan magister yang ditempuh sama seperti bapaknya. Kedekatan Yakub dengan anggota keluarga juga ditunjukkan lewat candaan ringan hingga panggilan sayang untuk istri.
Sebagai kepala keluarga, Yakub selalu senang jika rumahnya dijadikan tempat berkumpul. Ia bahkan mengikuti banyak perkumpulan, baik itu komunitas maupun arisan karena gemar memperluas relasi. Irmavaty Devi Wahab, istri Yakub mengungkapkan, sang suami biasa lupa dengan sakitnya ketika berkumpul bersama keluarga dan teman.
“Nikmati memang yang bisa dinikmati langsung,” ucap Irmavaty, Sabtu (20/04).
Yakub menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis, 21 Maret 2024. Sebelum berpulang, dirinya sempat menitipkan pesan agar keluarganya menikmati segala sesuatu yang dapat dikenakan maupun dirasakan. Ini karena kenikmatan tersebut belum tentu bisa dinikmati esok hari karena bisa jadi pula itu akan menjadi sumber pertengkaran kedepannya.
Jum Nabillah