Senin, 8 Desember 2025
  • Login
No Result
View All Result
identitas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
No Result
View All Result
identitas
No Result
View All Result
Home Headline

Anora, Romansa Sang Wanita Malam

14 Oktober 2025
in Headline, Resensi, Sastra
Anora, Romansa Sang Wanita Malam

Anora (2025)

Editor Nur Muthmainah

Setiap orang berhak bermimpi keluar dari keterbatasannya. Tapi, bagaimana jika mimpi itu justru menjebak?

Anora, film terbaru garapan Sean Baker dan pemenang besar Oscar 2025, menelusuri kisah Ani, seorang penari malam yang berharap menemukan kehidupan baru lewat cinta dengan putra oligarki Rusia. Namun, harapan itu justru berubah pahit ketika ia menyadari bahwa cinta tak pernah benar-benar lepas dari kuasa dan kelas sosial.

Ani (Mikey Madison), seorang wanita malam di New York. Ia tinggal bersama saudara perempuannya di sebuah rumah kecil di dekat rel kereta, di mana setiap kali kereta melintas, rumah mereka bergetar. Ani dikenal sebagai satu-satunya penari eksotis di klub tersebut yang bisa berbahasa Rusia, ia sering dipasangkan dengan klien dari Rusia.

BacaJuga

Menyelami Tradisi Gowok Melalui Perjalanan Hidup Nyi Sadikem

Berebut Jenazah, Kisah Anak yang Diperebutkan Agama

Kehidupannya berubah drastis setelah bertemu Ivan “Vanya” (Mark Eydelshteyn), putra oligarki Rusia muda yang impulsif. Awalnya, hubungan mereka sebatas interaksi profesional, namun seiring waktu, ketertarikan mulai tumbuh di antara keduanya. 

Hidup Ani yang sebelumnya penuh perjuangan perlahan berubah, membawanya masuk ke dunia Ivan yang gemerlap. Ivan, dengan kekayaannya yang seakan tak terbatas, tak ragu menghamburkan uang untuk menikmati hidup. Sementara Ani, yang selama ini menjalani kehidupan keras, mulai menikmati perhatian serta kemewahan yang Ivan tawarkan.

Di tengah euforia itu, Ivan yang baru berusia 21 tahun dan masih kekanak-kanakan, tiba-tiba mengaku jatuh cinta dan bersikeras ingin menikahi Ani. Tanpa berpikir panjang, Ani menerima lamaran tersebut, berharap ini menjadi jalan keluar dari belenggu kehidupannya di dunia malam. Namun, ia tidak menyadari bahwa Ivan hanyalah pemuda tanpa arah yang belum siap berkomitmen. Apa yang tampak seperti mimpi indah bagi Ani perlahan mulai menunjukkan sisi gelapnya.

Masalah mulai muncul ketika kabar pernikahan mereka sampai ke telinga orang tua Vanya di Rusia. Sebagai keluarga terpandang, mereka sangat menentang hubungan tersebut karena latar belakang Ani yang bekerja di klub malam. Tanpa ragu, mereka mengirim tiga orang suruhan untuk menghentikan pernikahan tersebut. Di sinilah ujian bagi Ani dimulai dengan berjuang mempertahankan pernikahannya.

Judul Anora sendiri diambil dari nama asli tokoh utama, yang sekaligus menjadi simbol perjalanan identitasnya. Saat Ani menjadi “Anora” di dunia Ivan yang penuh kemewahan, ia perlahan meninggalkan dirinya yang asli dengan berusaha menyesuaikan diri dengan kelas sosial yang tak pernah benar-benar menerimanya.

Ani, yang berasal dari kalangan bawah, menjadi simbol bagaimana kelompok marjinal sering diperalat dan dijadikan hiburan oleh elite berkuasa. Film ini juga menyoroti rapuhnya mimpi naik kelas sosial melalui pernikahan. Janji manis Ivan hanyalah fatamorgana, sementara Ani dipaksa menghadapi kenyataan bahwa kekuasaan dan uang selalu lebih dominan daripada cinta.

Disutradarai oleh Sean Baker yang dikenal lewat The Florida Project dan Red Rocket, sekali lagi menghadirkan realisme mentah dengan kamera handheld dan dialog natural. Gaya ini membuat penonton merasa dekat dengan karakter, seolah ikut hidup dalam dunia Ani. Anora berhasil hadir dengan narasi kuat dan sinematografi apik. 

Dengan durasi 2 jam 19 menit, film ini berhasil memborong berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Film Terbaik di Boston Society of Film Critics Awards, Critics Choice Awards, dan British Independent Film Awards. Bahkan, film ini menyapu bersih berbagai kategori utama di Oscar 2025, menyamai rekor Walt Disney sebagai peraih Oscar terbanyak dalam satu malam.

Meski memperoleh rating IMDb 7,6/10, Anora belum masuk ke pasar perfilman Indonesia, mungkin karena mengangkat tema sensitif yang berpotensi menuai kontroversi. Film ini juga mendapatkan rating R (Restricted) di Amerika Serikat akibat beberapa adegan eksplisit.

Secara keseluruhan, Anora menyajikan dialog yang tajam dan cerdas, menggabungkan humor absurd dengan refleksi mendalam tentang kehidupan sosial dan ekonomi. Adegan komedi yang melibatkan “utusan” keluarga Vanya di Brooklyn menjadi salah satu sorotan, menyajikan tawa sekaligus kritik tajam tentang kekuasaan dan eksploitasi.

Anora adalah drama sosial yang menusuk, membalut kritik kelas dengan humor satir dan tragedi personal. Sean Baker berhasil meramu kisah Ani bukan hanya sebagai potret wanita malam yang bermimpi lebih, tapi juga sebagai simbol manusia yang mencoba mencari jalan keluar dari lingkaran eksploitatif.

Anora menjadi pengingat bahwa mimpi dan cinta tak selalu seindah bayangannya. Sebuah karya yang pantas ditunggu kehadirannya di Indonesia untuk disaksikan dan direnungkan.

Adrian




 

Tags: AnoraKetimpangan kelaskritik sosialOscar 2025Resensi filmromance
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Tim Mahasiswa FEB Juara II Lomba Debat KSEI Forkeis UIN Alauddin

Next Post

WALHI Tekankan Pentingnya Penerapan AMDAL yang Berpihak kepada Masyarakat

TRENDING

Liputan Khusus

Ketika Kata Tak Sampai, Tembok Jadi Suara

Membaca Suara Mahasiswa dari Tembok

Eksibisionisme Hantui Ruang Belajar

Peran Kampus Cegah Eksibisionisme

Jantung Intelektual yang Termakan Usia

Di Balik Cerita Kehadiran Bank Unhas

ADVERTISEMENT
Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Kirimkan Karyamu
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
© 2025 - identitas Unhas
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah

Copyright © 2012 - 2024, identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In