Aliansi Pendidikan Gratis (Apatis) Makassar menggelar kegiatan Menuju Mahkamah Rakyat Vol #2 bertemakan “Wajah Muram Pendidikan: Penuh Komersialisasi, Penundukan, dan Tidak Berkualitas”. Acara ini berlangsung di Pelataran MKU Universitas Hasanuddin (Unhas), Selasa (21/05).
Sekitar pukul 17.00, sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas di Makassar mulai memadati lokasi kegiatan. Poster-poster bertema pendidikan, serta spanduk bertuliskan “UKT Melejit Mahasiswa Menjerit” turut menghiasi area tersebut.
Perwakilan Apatis Makassar, Dirga, menyebut kolaborasi Apatis dengan Mahkamah Rakyat Luar Biasa kali ini menjadi salah satu langkah progresif untuk menuntut negara melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dan Pengadilan Negeri (PN) untuk menggratiskan pendidikan.
“Semoga ini bisa memantik teman-teman, baik itu mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum untuk sadar akan ketimpangan pendidikan. Khususnya pendidikan yang mahal, penuh komersialisasi, penundukan, hingga tak berkualitas,” harapnya.
Sebagai salah satu rangkaian acara menuju puncak Mahkamah Rakyat Luar Biasa, kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi dan mengampanyekan ketimpangan dan pelanggaran konstitusi oleh pemerintah pada bidang pendidikan.
Adapun rangkaian kegiatan yang berlangsung terdiri dari testimoni, diskusi, musikan, dan panggung bebas ekspresi. Kegiatan dimulai dengan sesi testimoni dari beberapa mahasiswa yang membagikan pengalaman pribadinya tentang komersialiasi pendidikan.
Acara dilanjutkan dengan diskusi panel yang menghadirkan beberapa aktivis pendidikan dan ditutup dengan penampilan dari salah satu band indie asal Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unhas, sel.a.tan.
Muh Fadhel Perdana