Bersama dengan Taiwan-International Cooperation and Development Fund (ICDF), Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Faperta Unhas) kembangkan Center of Excellence (CoE), untuk produksi benih padi unggul di beberapa daerah, temasuk Kabupaten Bone.
Menurut Koordinator CoE bagian Kabupaten Bone, Dr Ir Muh Farid BDR MP, kurangnya Unit Penangkaran Benih (UPB) yang ada di daerah menjadi tantangan tersendiri bagi upaya produksi benih mandiri oleh petani. Khusus di Kabupaten Bone, lanjutnya, hanya ada satu UPB yang beroperasi. Selain itu, kendala juga muncul dari pemasaran benih yang masih menggunakan sistem pinjam antara petani, penangkar, dan perusahaan.
“Perusahaan yang membeli benih dari penangkar umumnya membayar belakangan. Benih dari petani dibayar setelah benih itu sudah dibeli oleh kementrian. Perputaran ini bisa merugikan petani, karena harga benih terlambat diberikan” ujar Dosen Faperta itu.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala UPB Pangisoreng Kabupaten Bone, H M Yunus, yang mengutarakan penyaluran benih sempat terhambat pada awal kerja sama CoE dijalankan. “Pada tahun 2018, benih yang dihasilkan tidak tersalurkan yang menyebabkan kerugian bagi UPB” ujarnya saat diwawancara Senin (31/8).
Disamping hal itu, Yunus menuturkan perbedaan jumlah produksi benih sebelum dan sesudah kerja sama CoE dilakukan. Ia mengatakan, sebelum kerja sama CoE Unhas, produksi padi hanya sekitar 20-30 ton. Setelah menjalin kerja sama, produksi meningkat hingga 127 ton pada tahun 2020.
“Saya harap program CoE tambah sukses dan kalau bisa CoE dapat membantu pengadaan alat panen untuk petani di Kabupaten Bone” tandasnya.
Anisa Luthfia Basri