Prof Dr Tasrifin Tahara MSi dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas). Momen sakral itu berlangsung di Ruang Senat Gedung Rektorat pada Selasa (18/02).
Tasrifin menyoroti kehadiran kekuasaan di dalam berbagai aspek kebudayaan dan kehidupan sosial masyarakat dalam orasi ilmiahnya. Ia menambahkan bahwa relasi kuasa selalu hadir di berbagai arena, baik melalui dominasi maupun resistensi.
“Dalam tatanan kebudayaan di Indonesia, kekuasaan bukan hanya sebatas pencarian eksistensi, tetapi juga terkait dengan tanggung jawab yang melekat padanya,” ujarnya.
Guru Besar Bidang Antropologi Kekuasaan itu menguraikan perkembangan kekuasaan tidak hanya dimonopoli oleh pihak-pihak dominan, tetapi juga melibatkan mereka yang berada dalam posisi tidak memiliki kuasa. Menurutnya, kehidupan tidak akan dianggap berhenti meskipun manusia tertentu tidak lagi berkontribusi.
”Sementara itu, kajian-kajian kekuasaan dalam ilmu sosial sering merujuk pada karya Karl Marx yang menyoroti hubungan kekuasaan dengan perbedaan sosial yang ada di masyarakat,” paparnya.
Dosen yang akrab disapa Prof Iping itu menyadari perubahan sikap manusia pasti akan terjadi dan ia berharap untuk tetap menjaga kearifan budaya lokal sebagai solusi atas krisis kebudayaan yang terjadi di Indonesia.
Sebagai informasi, Guru Besar ke-558 itu terpilih sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Dili Timor Leste setelah melalui seleksi yang digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia pada 22 Oktober 2024 yang lalu.
Wahyu Alim Syah