Berlomba-lomba dalam meraih pahala dengan mengikuti kajian keagamaan memang sangat baik jika sering dilakukan, karena itu dapat mendekatkan seseorang dengan Yang Maha Kuasa dan juga menambah semangat untuk sering membaca serta mempelajari Al-Qur’an.
Seseorang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya dapat memberikan petunjuk kepadanya untuk senantiasa berada pada jalan kebaikan demi keselamatan dunia dan akhirat.
Di tengah sibuknya aktivitas kampus, kajian keagamaan dinilai sebagai salah satu upaya yang baik dilakukan agar seorang individu tidak hanya menjadi pribadi yang intelektual tetapi juga beriman.
Melihat kembali lembaran berita identitas Unhas edisi Awal Februari 2017, kegiatan Gerakan Unhas Mengaji dan Salat Berjamaah (GUMSB) awalnya diinisiasi oleh Universitas Hasanuddin (Unhas) yang juga bekerjasama dengan Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) dengan harapan agar mahasiswa Unhas dapat mengembangkan kecerdasan spritual serta mewujudkan insan cendekia lahir maupun batin.
Tujuan dari GUMSB tentunya berkaitan erat dengan beberapa nilai MARITIM Unhas, yaitu integritas yang diharapkan mahasiswa tumbuh menjadi generasi yang jujur, bertanggung jawab, dan teguh dalam pendirian. Selain itu, nilai religiusitas yang sarat akan ketaatan dan hubungan antara diri dengan Tuhan serta hubungan diri dengan sesama manusia juga berkaitan dengan digelarnya GUMSB.
Kala itu, seluruh mahasiswa Unhas diharapkan untuk mengikuti GUMSB. Bagi mahasiswa Bidikmisi, diwajibkan untuk mengikuti kegiatan tersebut yang dimaksudkan untuk melihat keaktifan mereka dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan Unhas. Gagasan tersebut berasal dari Wakil Rektor III dan diumumkan oleh Ehsan selaku bagian dari Divisi Kesejahteraan Mahasiswa Unhas pada Senin 30 Januari 2017.
Kegiatan GUMSB mulai eksis saat Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA menjabat sebagai Rektor Unhas. Ehsan mengatakan bahwa selama ini Unhas hanya berfokus mencerdaskan mahasiswa untuk kebutuhan duniawi saja.
“Program ini merupakan bentuk tanggung jawab hati dan mendekatkan mahasiswa kepada Allah SWT,” ucapnya.
Awalnya, GUMSB rutin diadakan bagi seluruh civitas academica Unhas di setiap semester dan digelar setiap hari Rabu sebanyak dua kali dalam sebulan. Kegiatan GUMSB dimulai pada pukul 16.30 WITA hingga selesai dan dilakukan secara serentak di dua tempat berbeda yaitu Masjid Ikhtiar Kampus Tamalanrea dan Masjid Harun Al-Rasyid Kampus Gowa (Untuk Kampus Gowa, saat ini digelar di Masjid Al-Ilmi IKA Teknik Unhas).
Kala pandemi Covid-19 melanda dunia dan membuat semua lini kegiatan di kampus terhenti, seluruh kegiatan GUMSB sempat dialihkan secara daring sepenuhnya namun hal itu tak berlangsung lama. Seiring pandemi berlalu, kegiatan di kampus kembali berangsur pulih dan GUMSB kembali digelar secara hybrid dan akhirnya dapat digelar kembali secara luring sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.
Sejak dua tahun terakhir ini, kegiatan GUMSB dipindahkan di hari Kamis pada jam yang sama. Berbeda pula jika bulan Ramadan tiba, GUMSB digelar pada hari Senin dan Kamis pukul 15.30 hingga selesai dan digelar secara bergantian di seluruh fakultas di Unhas serta disiarkan langsung melalui saluran YouTube Universitas Hasanuddin serta aplikasi Zoom Meeting. Karena itu, kegiatan GUMSB bisa diikuti secara langsung maupun daring.
Salat ashar secara berjamaah membuka rangkaian kegiatan GUMSB, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Kalam Ilahi dan Sari Tilawah yang lazimnya dibacakan oleh salah satu mahasiswa Unhas. Selang beberapa waktu setelah pembacaan tilawah, ceramah atau kajian Islami dibawakan oleh pemuka agama dan diakhir dengan tanya jawab antara peserta dengan pemateri.
Rektor Unhas, Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc pun mengatakan dalam pembukaan GUMSB pada 2023 yang lalu bahwa GUMSB yang telah berlangsung selama tujuh tahun menunjukkan jika Unhas tidak hanya berupaya memperkuat kecerdasan intelektual, tapi juga melatih emosional mahasiswa.
GUMSB diharapkan bisa menjadi salah satu pintu mendekatkan diri kepada Tuhan melalui Kitab Suci Al-Qur’an. Program ini juga hadir sebagai respons untuk menangkal berbagai paham ekstrimisme dan terorisme yang rentan mengancam keamanan masyarakat. Dengan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, amat besar peluangnya untuk membentengi diri dari perilaku buruk serta membentuk karakter akhlak yang mulia.
Nurul Sapna SL