Data Film
Judul Film : Ngeri ngeri sedap
Sutradara : Bene Dion
Produser : Dipa Andika
Penulis Naskah : Bene Dion
Tahun Rilis: 2022
Genre : Drama, Keluarga
Studio : Imajinari, Visionari Film Fund
“Jangan buat malu keluarga”
Batak merupakan salah satu dari sekian banyak suku di Indonesia yang masih mempertahankan adat istiadatnya di tengah era globalisasi saat ini. Orang Batak dikenal sangat menjunjung tinggi marganya. Bagi mereka, marga adalah identitas diri dan mempersatukan persaudaraan.
Dalam perfilman Indonesia, Suku Batak mudah dikenali dari ciri khasnya yang ikonik, mulai dari dialek hingga kepandaian dalam berbicara. Hingga pada akhirnya film dengan judul Ngeri-Ngeri Sedap pun dirilis dengan melihat sudut pandang lain dari suku batak.
Menghadirkan sejumlah aktor seperti Arswendy Bening Swara sebagai Pak Domu,Tika Panggabean sebagai Mak Domu, Boris Bokir sebagai Domu, Gita Bhebhita sebagai Sarma, Lolox sebagai Gabe, dan Indra Jegel sebagai Sahat.
Film ini bercerita tentang keluarga Pak Domu, keluarga yang terpandang di kampung sekitar Danau Toba. Seperti anak muda Batak lainnya, Anak-anak Pak Domu juga pergi merantau untuk hidup yang lebih baik. Namun, akibat perantauan ini anak-anak Pak Domu sangat jarang pulang.
Konflik pun diperparah dengan mulai membangkangnya sang putra sulung, Domu. Dalam Adat Batak anak pertama diwajibkan menikah dengan semasa Suku Batak untuk meneruskan garis keturunan marga. Alih-alih demikian, Domu malah lebih memilih untuk meminang perempuan Sunda.
Adiknya, Gabe pun memilih untuk berkarir sebagai komedian dibandingkan seorang jaksa. Padahal, Pak Domu telah membiayainya hingga lulus sarjana hukum dengan harapan agar anaknya dapat menjadi jaksa yang hebat.
Lalu si bungsu Sahat, yang di dalam adat batak ia mestinya merawat kedua orang tuanya, tapi malah lebih memilih untuk tinggal di Jogja dengan Pak Pomo, seorang petani jagung yang rumahnya ditempati Sahat ketika masih KKN dulu.
Hanya Sarma si anak kedua dan menjadi satu-satunya anak perempuan Pak Domu, yang menjaga orang tuanya sekaligus bekerja sebagai PNS.
Dengan segala masalah tersebut Pak Domu lalu memutar otak dan berdiskusi dengan istrinya untuk mencari cara agar anak-anak mereka bisa berkumpul kembali. Hingga terpikirlah suatu ide yang menarik, di mana mereka akan berpura-pura hendak bercerai.
Meskipun awalnya Mak Domu menentang keras ide tersebut, akan tetapi Pak Domu dengan segala bujuk rayunya selalu menghasut agar Mak Domu mau mengikuti rencana yang ia pikirkan.
Singkat cerita ide dari Pak Domu berhasil memulangkan ketiga anaknya tersebut, sehingga pada akhirnya mereka berkumpul, nyatanya pertemuan yang seharusnya berlangsung hangat menjadi tegang karena Pak Domu selalu berusaha mengalihkan pembicaraan agar menunda ketiga anaknya untuk cepat pulang.
Mak Domu yang telah merindukan kepulangan anaknya pun hanya bisa mengikuti kemauan suaminya agar ia bisa bertemu lagi dengan anaknya. Usaha demi usaha pun dilakukan keempat bersaudara tersebut agar kedua orang tua mereka tidak berpisah, tapi Pak Domu tidak kalah langkah. Ia selalu punya cara agar membuat rencana keempat anaknya gagal.
Masalah pun tak berhenti sampai disitu, niat awal yang hanya ingin pura-pura bercerai pun menjadi semakin panas dan tak terkendali. Karena sikap Pak Domu yang selalu saja ingin menang dan selalu mengatur hidup keempat anaknya membuat seisi rumah menjadi kesal.
Hingga terungkaplah sebuah kebenaran bahwa rencana untuk bercerai merupakan akal akalan dari Pak Domu, dan alasan mengapa ketiga anaknya tak kunjung pulang. Juga Sarma yang nyatanya menjadi korban atas tindakanpembangkangan yang dilakukan ketiga saudaranya.
Lantas bagaimanakah akhir dari film tersebut ? Apakah Pak Domu dan istrinya akan benar-benar bercerai? Tentunya itu akan menjawab rasa penasaran anda saat menontonnya nanti.
Film yang berlatarkan sebuah rumah di tepi Danau Toba ini sangat kuat menggambarkan budaya mudik dan rantau Orang Batak. Belum lagi unsur komedi dan Lagu Adat Batak di sela cerita membuat emosi penonton menjadi naik turun.
Film yang telah disaksikan 2.000.000 pasang mata dalam dua minggu penayangan di bioskop. Sesuai dengan hiburan yang disajikan tentunya merupakan hal yang sepadan didapatkan Studio Imajinari. Film yang menyajikan konflik dalam rumah tangga yang dimana menempatkan suami lah yang menjadi pemegang keputusan dominan dan juga fenomena kerinduan orang tua dikemas rapi dalam durasi 1 jam 54 menit.
Dengan membawa cerita yang menjadi realita permasalahan di kehidupan rumah tangga Sekarang tentunya film ini tidak hanya cocok untuk ditonton bersama keluarga tapi juga sebagai introspeksi diri kita masing-masing.
Pada akhirnya film Ngeri Ngeri Sedap dapat memberikan kita pelajaran bahwa sesukses apapun kita di luar sana, jangan pernah sekalipun melupakan kedua orang tua. Sebalinknya, orang tua juga harus mengerti ada saat di mana anak akan menjadi dewasa dan memilih jalan mereka sendiri.
Ilham Anwar