Membatu serbuk kelopak raga
Bius mati bak hilang tanpa aral
Krakatau amuk, hatiku lebih
Redam sahaja harap pulih
Berlaku ricuh tanpa pamrih
Sesenggukan berlari selebihnya terjatuh
Meraung pada hampa berdinding asih
Terbasuh rasuk relung hati
Menyender asing wujud rentetan ancai
Mengabdi bodoh pada ciptaan tuhan
Serasa abid terpikir untuk menetap
Bak peribahasa seperti pinang pulang ke tampuknya
Malah status quonya raga dicampakkan
Pergilah bersama luka rasa
Sungguh inginku berkesudahan
Tak puaskah sudah memporak porandakan?
Mencaci harga diri lalu membatin senang?
Perih
Rasanya dicekam dengan ringkas
Kendati sakit harus kuraih
Semua kan terbalas
Penulis : Iswatun Khazanah,
Mahasiswa Jurusan Geofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Angkatan 2018