Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan bedah buku “Kehampaan Hak” karya Ward Berenschot, Ahmad Dhiaulhaq, Afrizal, dan Otto Hospes. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Dies Natalis Unhas yang diadakan di Aula Prof Syukur Abdullah, Rabu (23/8).
Sebagai penanggap, Prof Emeritus Deddy T Tikson Msc PhD secara gamblang mengkritik perusahaan besar swasta yang berkasus soal sengketa lahan pada buku ini. Ia mengistilahkan perusahaan-perusahaan itu sebagai sembilan Naga.
Deddy juga menyebut, penulis “Kehampaan Hak” menggunakan bahasa-bahasa yang terlalu sopan. Ia menganggap judul yang digunakan semacam menutupi kata-kata yang seharusnya diucapkan secara blak-blakan.
“Seharusnya judul dari buku ini adalah Masyarakat Versus Perusahaan,” tegas Dosen Ilmu Administrasi itu.
Kecenderungan pemerintah yang tidak berpihak kepada masyarakat juga terlihat pada buku ini. Prof Deddy berspekulasi jika pemerintahan sekarang itu oligarki, lebih mengutamakan kolusi sebab jargon mencalonkan sebagai pemimpin itu terlalu tinggi.
“Saya tambahkan lagi dikarenakan oligarki di negara ini sudah terlalu mendarah daging. Judul dari buku ini seharusnya Masyarakat Versus Perusahaan dan Pemerintah,” imbuhnya.
Bagi Deddy, Indonesia tidak akan mungkin menghilangkan oligarki yang sudah tertanam di Indonesia, bahkan hingga pemilu pada tahun 2042.
M. Jusuf Ibnu Judha