Jumat, 12 Desember 2025
  • Login
No Result
View All Result
identitas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
No Result
View All Result
identitas
No Result
View All Result
Home Headline

Belajar Budaya Lokal dengan Cara Seru Bersama Etno Adventure

12 Desember 2025
in Headline, Rampai
Etno Adventure. Foto: Dokumentasi Pribadi

Etno Adventure. Foto: Dokumentasi Pribadi

Editor Nurfikri

Di tengah derasnya arus globalisasi dan dominasi teknologi digital, banyak tradisi lokal yang perlahan kehilangan tempat di hati generasi muda. Rumah dan permainan tradisional serta karakter khas daerah, semakin jarang hadir dalam keseharian anak. 

Pengetahuan akan budaya pun kerap tertinggal dibandingkan dengan kepiawaian mereka dalam menggunakan gawai. 

BacaJuga

Etanol dalam Bahan Bakar, Aman atau Berisiko?

Menyelami Tradisi Gowok Melalui Perjalanan Hidup Nyi Sadikem

Untuk menjembatani celah tersebut, Etho Adventure lahir untuk mengatasi permasalah tersebut dengan menciptakan pembelajaran kreatif yang menyenangkan. Awalnya, komunitas ini berawal dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada 2023 yang mengangkat judul “Etno Mathematics di Ruang Kelas Sekolah Dasar (SD).”

Dari penelitian kecil ini, gerakan itu terus tumbuh, menjadi komunitas sosial yang merangkul ratusan relawan muda lintas disiplin dan kampus.

Inisiatif tersebut bermula saat tim penggagas ide ini mendapati anak-anak lebih mudah memahami konsep geometri bila dikaitkan dengan bentuk rumah adat. Atap rumah dijadikan segitiga, dindingnya sebagai segi empat, hingga puzzle 3D yang mampu melatih imajinasi ruang. 

“Etno artinya budaya, sementara adventure berarti petualangan. Jadi, ini merupakan petualangan kami untuk melestarikan budaya lokal sekaligus memberi pengalaman belajar yang menyenangkan,” jelas salah satu penggagas, Yusuf Suandi, Kamis (04/09).

Seiring berjalannya waktu, Etno Adventure bertransformasi yang awalnya tim lomba kemudian meluas menjadi komunitas sosial. Mereka pun memperbarui logo, memperkuat branding, serta menjalin kemitraan. 

Dukungan datang dari berbagai pihak seperti Plan Indonesia dan TSMO Green. Masyarakat juga mulai mengenal kiprah mereka melalui festival budaya, lokakarya, hingga kegiatan sekolah.

Kini Etno Adventure memiliki empat program utama, di antaranya Etno Magguru berfokus pada pembelajaran matematika berbasis budaya, Etno Fun mengenalkan permainan tradisional untuk melatih kekompakan, Etno Festival menjadi ajang lomba seni dan budaya bagi puluhan sekolah dasar, serta Etno Coliving mengusung isu lingkungan dengan filosofi Bugis-Makassar yaitu sipakatau, sipakalebbi, sipakainge’.

Metode belajar yang digunakan pun bervariasi. Ada sesi bercerita dengan alat peraga sederhana, permainan edukatif melalui kartu misi, hingga lokakarya kerajinan yang ramah usia. 

Anak-anak juga diajak menjelajahi lingkungan sekitar sekolah untuk mengenali tanaman, peralatan dapur tradisional, atau pola tarian. Semua dirancang berbasis game-based learning dan hands-on learning, sehingga belajar berlangsung sambil bermain.

“Kalau sejak kecil anak terbiasa mendengar cerita rakyat dan mengenal kosakata daerah, maka kecintaannya pada budaya akan lebih kokoh,” tutur seorang relawan. 

Mereka sengaja memilih anak usia 6–12 tahun sebagai audiens utama karena pada usia tersebut rasa ingin tahu masih tinggi, identitas sedang dibentuk, dan kebiasaan mudah menetap. 

Meski begitu, kegiatan Etno Adventure juga kerap diperluas ke guru dan orang tua, agar ekosistem pendukung budaya terjalin di sekolah maupun rumah.

Respons masyarakat terhadap komunitas ini sangat positif. Anak-anak tampak lebih percaya diri ketika bercerita tentang kisah lokal. 

Guru juga merasa terbantu dengan metode konkret yang bisa langsung diterapkan di kelas, seperti membuka pelajaran dengan lima menit cerita rakyat atau membuat pojok kosakata bahasa daerah. 

Para orang tua menyambut gembira, melihat anak-anaknya bersemangat mengikuti kegiatan. “Kami ingin budaya tidak berhenti sebagai hafalan, tetapi hadir sebagai pengalaman yang bisa diraba, dilihat, disusun, dan diceritakan kembali,” ujar Mahasiswa Teknik Elektro itu.

Struktur Etno Adventure mencakup koordinator program, tim kurikulum, tim kreatif, dan tim kemitraan. Setiap periode, relawan aktif berganti dengan rekrutmen dilakukan secara berkala melalui pelatihan singkat.

Mitra yang terlibat meliputi sekolah dasar, komunitas literasi, sanggar seni, hingga perangkat desa. Dukungan guru pasca-program menjadi kunci agar kegiatan tidak berhenti pada sekali kunjungan.

Dalam menjalani program-programnya, tantangan tentu menjadi satu hal yang tak terelakkan. Keterbatasan sumber daya manusia dan pendanaan kerap menghambat berjalannya kegiatan.

Sebagian besar relawan masih mahasiswa, sehingga sulit untuk memberikan komitmen penuh. Sementara itu, kebutuhan akan alat peraga, bahan ajar, dan transportasi tetap mendesak. Kurikulum pun menuntut riset agar sensitif terhadap keragaman budaya. 

Untuk mengatasi hal ini, tim memperkuat kemitraan, membuka donasi peralatan, dan membangun perpustakaan modul berbasis pengalaman agar tiap kunjungan bisa memperkaya pada agenda berikutnya.

Untuk rencana ke depannya, Etno Adventure tengah menyiapkan paket modul tematik yang bisa direplikasi di berbagai daerah dengan pendampingan ringan. Selain itu, Kaderisasi diperkuat melalui sistem mentor kelompok kecil, agar pengetahuan tidak berhenti pada segelintir orang. 

Mereka juga mengembangkan bank cerita digital dengan kurasi warga, sehingga suara lokal tetap dominan.

Sesuatu hal yang membuat gerakan ini istimewa bukan hanya pada kegiatan belajarnya, tetapi juga energi sukarela penggeraknya. Puluhan muda-mudi rela menyisihkan waktu di sela kuliah untuk menjadi fasilitator. 

Banyak di antara mereka yang mengaku menemukan makna baru tentang budaya dan pendidikan saat terjun langsung ke sekolah. Dari situ, lahir lah jejaring pertemanan lintas kampus, lintas daerah, dan lintas disiplin yang memperkaya gerakan ini.

Dari Etno Adventure, kita belajar, mempelajari budaya bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Tidak hanya sekadar hafalan kaku yang memaksa siswa untuk mengingat tetapi juga menjadi materi tanpa makna.

Adrian

Tags: Etno AdvabeturePKM-PMRampaitradisi lokal
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Sasjep FIB Unhas Gandeng Pegadaian Sosialisasikan Literasi Keuangan

TRENDING

Liputan Khusus

Ketika Kata Tak Sampai, Tembok Jadi Suara

Membaca Suara Mahasiswa dari Tembok

Eksibisionisme Hantui Ruang Belajar

Peran Kampus Cegah Eksibisionisme

Jantung Intelektual yang Termakan Usia

Di Balik Cerita Kehadiran Bank Unhas

ADVERTISEMENT
Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Kirimkan Karyamu
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
© 2025 - identitas Unhas
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah

Copyright © 2012 - 2024, identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In