Segenap anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Keperawatan (BEM Kema FKEP) Unhas, mengadakan Diskusi Isu (DIKSI). Bertempat di pelataran Baruga A. P Pettarani Unhas, diskusi kali ini mengusung tema “Menghadapi Evaluasi PTN-BH Universitas Hasanuddin 2020”, Senin (2/3).
Dalam pelaksanaannya, kegiatan yang dimoderatori oleh Diez Izzah Qonita ini, mengundang dua pemateri andal. Mereka ialah Nur Wahid (Menteri Kastra dan Pergerakan) dan Andi Hendra ER (Demisioner Ketua Senat FEB Unhas). Saat diskusi, Nur Wahid, begitu biasa ia disapa menerangkan bahwa persolan pendidikan tidak bisa lepas dari politik.
“Persoalan pendidikan tentu tidak bisa dilepaskan dari ranah politik, kecuali negera ini benar-benar otonom. Sehingga pengelolaan sumber daya manusia harus dimaksimalkan. Dengan adanya PTN BH seolah negara tidak mampu mengakomodir biaya kampus,” ujarnya.
Lalu, pernyataan tersebut disetujui oleh Andi Hendra. Ia menyatakan bahwa kini paradigma pendidikan muncul sebagai komoditas. “Ada tiga negara, pertama yang menjadikan pendidikan menjadi komoditas, itulah jejaknya. Kini muncullah paradigma pendidikan sebagai komoditas. Kita seolah melihat satu tema besar tentang pendidikan,” tuturnya.
M19