Mahasiswa Program Magister Agribisnis Universitas Hasanuddin (Unhas), Andi Husnayanti Ahmad, melakukan seminar proposal pada pukul 14.00 Wita, Rabu (13/2). Kali ini, seminar proposal yang dilaksanakan jauh berbeda dari seminar pada umumnya. Sebab, mereka memanfaatkan teknologi video conference.
Saat itu, Husnayanti sedang berada di Universitas Ehime, Jepang, sementara para pengujinya berada di Kampus Sekolah Pascasarjana Unhas, Tamalanrea. Dengan teknologi tersebut, Husnayanti tetap bisa melaksanakan seminar proposalnya walau berada di Jepang.
Sekretaris Publication Management Center Unhas, Andi Dirpan STP MSi PhD, mengatakan bahwa Unhas telah memiliki fasilitas serupa di beberapa fakultasnya, namun baru kali ini diperuntukkan sebagai media untuk seminar proposal.
“Jadi di pasca baru pertama kali melakukan hal seperti ini. Walaupun terdapat beberapa unit lain di Unhas, misalnya di Fakultas Kehutanan, ekonomi, dan hukum, tapi jarang dihunakan,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, hal tersebut dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh kualitas jaringan yang lancar serta aplikasi yang mumpuni. Walaupun jarak dan materi kerapkali menjadi kendala untuk meningkatkan taraf pendidikan seseorang. Namun, masalah tersebut menjadi minim dengan sebuah inovasi melalui kuliah jarak jauh ini.
Dekan Sekolah Pascasarjana Unhas, Prof Jamaluddin Jompa MSc, mengatakan proses belajar seperti ini dianggap sangatlah efektif. Karena hal tersebut lebih efisien dan tidak terlalu mahal.
“Membukanya dengan mudah dan tidak terlalu mahal, lebih efektif dan efisien, maka video conference adalah kunci kita bisa menjalin hubungan, dan berkomunikasi secara live menggunakan teknologi, ” tutur Prof Jompa saat ditemui di ruangannya.
Lelaki yang kerap kali disapa Prof JJ itu, menjelaskan proses dan manfaat belajar dengan wadah konferensi tersebut. Menurutnya, hanya dengan bantuan teknologi tersebut, mahasiswa tidak perlu lagi datang ke Unhas dan menghabiskan biaya besar. Selain itu, ia juga berharap dengan ruangan yang tidak terlalu besar, bisa membuka peluang dosen dari luar untuk mengajar di sini.
“Kita kan sudah PTNBH dan memungkinkan untuk membuka kelas jarak jauh. Jadi kalau bisa fasilitas seperti ini dioptimalkan dengan memperbanyak mitra,” harapnya.
Kedepannya, Prof JJ berencana akan meningkatkan metode pembelajaran semacam ini.
“Jadi di daftar saya sekarang, saya ingin meminta beberapa kuliah tamu. Bahkan kalau perlu bukan hanya kuliah tapi juga konsultasi dengan dosen yang selama ini bekerja sama dengan kita,” jelasnya.
Dekan Pascasarjana tersebut juga berharap, mahasiswa dapat meningkatkan kecakapan dalam berbahasa Inggris.
“Tantangan terbesarnya sebenarnya adalah komunikasi. Saya berharap, mahasiswa memiliki kemajuan dalam bahasa Inggris. Memang tidak instan, tapi kalau bukan sekarang, kapan lagi,” pungkasnya.
Mayang Sari