Departemen Ilmu Komunikasi Unhas bersama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melakukan Diseminasi Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Tahun 2022. Kegiatan berlangsung di Gedung Ipteks Unhas, Selasa (9/8).
Dipandu Dr Alem Febri Sonni MSi selaku Dosen Ilmu Komunikasi Unhas, acara yang bertemakan “Potret Siaran Berita di Indonesia” ini menghadirkan Komisioner KPI Pusat, Dekan Fisip Unhas, dan Dosen Ilmu Komunikasi Unhas, sebagai pembicara.
Komisioner KPI Pusat, Aswar Hasan sebagai pembicara pertama mengatakan, indeks kualitas siaran berita televisi tahun 2022 mengalami peningkatan. “Berdasarkan hasil riset, tahun ini indeks kualitas siaran berita mencapai 3.31 dari indeks standar KPI, yakni 3.00,” katanya.
Lebih lanjut, Aswar juga menjelaskan potret siaran televisi di Indonesia saat ini. Pertama, tren pemberitaan banyak bersifat refleksi. Kedua, merupakan hasil manipulasi kepentingan masyarakat, dan ketiga, potret siaran sebagai contoh yang baik bagi masyarakat.
Sementara itu, Dr Muliadi Mau MSi sebagai narasumber kedua menjelaskan, terdapat sejumlah program televisi yang dinilai pada riset tersebut. Diantaranya infotainment, talkshow, budaya, anak, sinetron, religi, dan berita. “Dan itu sepanjang hari kita pelototi, kata, visual, dan captionnya dengan merujuk pada indikator-indikator penilaian,” kata salah satu panelis dari Unhas ini.
Muliadi juga menjelaskan besarnya pengaruh media terhadap khalayak. Menurutnya, sadar atau tidak media massa telah merekayasa pengetahuan, sikap, dan perilaku khalayak. “Pengambilan keputusan kita sangat ditentukan oleh media yang kita konsumsi,” sambungnya.
Menanggapi kedua narasumber sebelumnya, Dr Phil Sukri MSi selaku Dekan Fisip Unhas menyikapi kecenderungan masyarakat sekarang yang dominan bersifat subjek. “Ketika kecenderungan ini bertemu dengan media yang tidak bisa dipercaya seratus persen, maka yang saya takutkan masyarakat tidak akan terarah dengan baik,” ujarnya.
Dari kegiatan ini, Sukri berharap hasil riset yang telah dilakukan bisa membantu masyarakat menjustifikasi program siaran yang tepat menuju masyarakat partisipan.
Miftahul Janna