Pemerintah baru saja meluncurkan kebijakan terkait pelaksanaan ibadah pada bulan suci Ramadhan yang akan jatuh pada 2/3 April -2-3 Mei 2022. Bahkan mengeluarkan aturan membolehkan mudik pada lebaran idul fitri. Tentu ini disambut baik oleh seluruh warga yang akan mudik. Meskipun demikian ada syarat yang harus dipenuhi; setiap pemudik sudah mendapatkan vaksin dosis kedua hingga booster.
Bagaimana sebenarnya situasi Covid-19 secara global? Sejak awal Desember Menteri Kesehatan mengumumkan adanya temuan baru dari Covid-19 yakni varian Omicron. Kasus pertama Omicron terdeteksi pada seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.
Kesempatan untuk beraktivitas dengan berbagai agenda yang tertunda, awalnya menunjukkan adanya rasa lega dari kasus yang mulai menurun, namun Omicron datang menambah pengalaman menaati protokol kesehatan, yang sudah 2 tahun berlangsung.
Perkembangan Covid-19, secara epidemiologi menunjukkan, sejak menurun secara konsisten hingga akhir Januari 2022, jumlah kasus meningkat hingga 20 Maret sebanyak 7 persen dibanding periode sebelumnya.
Sementara jumlah kematian terus menurun hingga 23 persen. Dibanding minggu sebelumnya. Hingga 20 Maret 2022 jumlah kasus terkonfirmasi sudah mencapai 468 juta kasus dengan kematian lebih 6 juta yang dilaporkan secara global.
Secara khusus untuk regional Asia Tenggara menunjukkan penurunan kasus baru dalam 7 hari sebesar 23 persen, begitu juga angka kematian menurun hingga 18 persen. Dari aspek varian yang menjadi perhatian seperti data yang ditunjukkan di GISAID dalam 30 hari terakhir 99.8 persen adalah varian Omicron dan 0.1 persen adalah varian Delta. bahkan Omicron telah memiliki turunan yaitu BA.1. (85.96 persen), BA.1.1. (8.9 persen) dan BA.2, BA.3 (<0.1 persen).
Lebih jauh, telah berkembang rekombinan baru dari Omicron dan varian Delta menjadi Deltacron. Hal ini terjadi karena seseorang terpapar beberapa varian dalam waktu yang sama, sehingga terjadi pertukaran informasi genetic di antara varian. Di antaranya; rekombinan antara Delta dan varian BA.1 atau BA.1 dan BA.2. Belum ada bukti bahwa rekombinan ini memiliki tingkat transmisi yang lebih tinggi atau outcome yang lebih berat.
Bukti terkini tentang Omicron menunjukkan indikator prevalensi yang bervariasi antar Kawasan; di Kawasan Pasifik Barat kasus naik 21 persen, Regional Eropa stabil. Regional Timur Tengah turun 41 persen, Afrika turun 33 persen, Asia Tenggara turun 23 persen dan wilayah Amerika turun 17 persen.
Karakteristik dari Omicron dapat dilihat dari gejala yang banyak dikeluhkan pasien, di antaranya sakit kepala, pilek, bersin-bersin, sakit tenggorokan, dan batuk, seperti yang ditanyakan di kontan.co.id.
Dari aspek dampak berat ringannya penyakit menunjukkan Omicron lebih rendah dari varian Delta. Sementara untuk kasus reinfeksi, varian Omicron dilaporkan pada kelompok yang telah terinfeksi SARS-Cov-2. Reinfeksi Omicron memberikan gejala yang lebih ringan dari infeksi sebelumnya.
Dampak Vaksinasi menunjukkan efektivitas vaksin terhadap Delta secara substansial lebih tinggi daripada Omicron. Kemdian secara bertahap menurun dari waktu ke waktu dengan adanya infeksi simptomatik. Dengan penurunan efektivitas vaksin yang berlangsung terus maka diperlukan vaksin Booster sekitar 3-6 bulan, setelah dosis kedua diberikan. Sementara titer antibodi menunjukkan titer lebih rendah untuk varian Omicron dibandingkan tipe yang lain.
Setelah mencermati kondisi tersebut, maka apa yang harus dilakukan untuk memasuki bulan suci Ramadhan kali ini? Pemerintah telah mengambil kebijakan membolehkan ibadah Tarawih dengan tetap mengacu pada protokol Kesehatan, terutama memakai masker yang berlapis 3 atau masker medik.
Bila ada gejala yang terkait dengan Covid misalnya batuk, sakit tenggorokan, Kelelahan ada baiknya segera memeriksakan diri atau Isolasi Mandiri (Isoman). Jangan memaksakan diri untuk pergi shalat Tarawih, kemudian Anda menjadi sumber penularan bagi jamaah yang lain.
Sejalan dengan itu, pemerintah sejak awal adanya virus Covid-19 telah menegaskan kepada setiap pemeluk agama untuk beribadah di rumah masing-masing, tanpa membeda-bedakan agama.
Apabila kondisi fisik atau kesehatan ada gangguan, maka sebaiknya ibadah tetap di rumah saja. Teman-teman yang berminat mudik lebaran, tentu syarat vaksin kedua hingga booster-nya sudah Anda dapatkan. Sehingga Anda dalam kondisi prima untuk perjalanan yang mungkin cukup melelahkan.
Penulis Prof Ridwan Amiruddin
Epidemiolog Fakultas Kesehatan MasyarakatUnhas.