Staf Ahli Khusus Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sri Wulandani Thamrin SIP MHum hadir sebagai pemateri dalam Bincang Dinamika Publik (BIDIK) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Debat Haluan Kebangsaan (LeDHaK) Universitas Hasanuddin (Unhas). Kegiatan ini bekerja sama dengan Wardah Colourverse yang dilaksanakan di Lecture Theater 5 Fakultas Kedokteran Unhas, Senin (30/06).
Adapun tema BIDIK kali ini bertajuk “Masa Depan Generasi Muda: Negara, Pasar, atau Kampus yang Bertanggung Jawab”. Dalam pemaparannya, Sri menekankan pentingnya memahami bonus demografi sebagai kondisi strategis yang dapat menjadi kekuatan bangsa jika dikelola dengan tepat.
“Bonus demografi kalau saya lihat memang ibarat mata uang. Di satu sisi bisa menjadi peluang, dan di satu sisi lainnya bisa menjadi tantangan,” ungkap Sri.
Ia menjelaskan bonus demografi dapat menjadi peluang besar apabila semua pihak terlibat dan dipersiapkan secara menyeluruh. Salah satu indikator puncaknya adalah ketika angka kelahiran menurun dan angka kematian tetap rendah, menyebabkan kelompok usia produktif yakni 15–64 tahun menjadi dominan dalam struktur penduduk.
“Usia produktif mengalami puncak ditandai dengan angka kelahiran yang turun dan angka kematian tetap rendah,” ujar alumni FISIP Unhas itu.
Selain itu, Sri mengutip pemikiran Cruz dan Ahmed yang memandang bonus demografi dari perspektif inklusi. Menurutnya, pendekatan ini sejalan dengan karakteristik Generasi Z yang menuntut partisipasi aktif dan kesetaraan dalam pembangunan.
“Cruz dan Ahmed adalah pemikir yang berperspektif inklusi, dan hari ini perspektif itu sama dengan Gen Z. Inilah bentuk pembangunan yang tidak meninggalkan siapa pun. Semua unsur gender, pemuda, kelompok rentan, termasuk disabilitas harus masuk dalam agenda pembangunan,” jelas Sri.
Di akhir pemaparannya, Sri menyebutkan ada dua sasaran penting yang perlu menjadi prioritas dalam memanfaatkan bonus demografi secara maksimal. Sasaran tersebut yakni meningkatkan kualitas generasi muda dan mewujudkan kesetaraan gender dalam semua sektor pembangunan.
“Pemuda adalah bagian dari agenda-agenda pembangunan yang sifatnya inklusi sosial. Pemuda dan Gen Z ini tidak bisa terpisahkan dari masa depan bangsa,” pungkas Staf Ahli Khusus Wagub Sulsel tersebut.
A Nurfadilah Anggita Putri
