Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan Universitas Hasanuddin menyelenggarakan bimbingan Teknis Penilaian Tingkat Kesiapan Inovasi (Katsinov), Kamis (18/06). Kegiatan yang berlangsung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting ini mengusung tema “Innovation Readiness Level”.
Hadir sebagai narasumber, Dr Ir Jumain Appe MSi (Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset dan Teknologi), Prof dr Muh. Nasrum Massi PhD SpMK (Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Unhas), serta Dr Yudi Widayanto SSi MSi, dan Susalit Setya Wibawa, SSi MT (dari Badan Penerapan dan Pengembangan Teknologi).
Dalam sambutannya, Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan bimbingan teknis ini. “Dalam situasi krisis ini, pemerintah berharap perguruan tinggi dapat berperan. Unhas tidak boleh ketinggalan, karena kehadiran kita diharapkan menjadi motor penggerak di Indonesia Timur untuk bersama pemerintah mencari solusi permasalahan krisis wabah saat ini,” jelasnya dalam rilis yang diterima identitas.
Sesuai laporan kinerja tahun lalu, Unhas sangat produktif meningkatkan pengembangan produk inovasi. Capaian Hak Atas Kekayaan Intelektual (Haki) Unhas dan desain industri terdaftar pada tahun 2019 yang mengalami peningkatan.
“Sejak beberapa tahun, kami membangun ekosistem inovasi untuk menggairahkan para peneliti maupun inventor. Unhas cukup memberi ruang melalui kebijakan. Namun, tentu kami perlu masukan yang bisa diformulasikan untuk pengembangan inovasi kedepan,” sambung Prof Dwia.
Usai memberikan sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan mendengarkan pemaparan materi dari para nara sumber.
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristek, Jumain sebagai salah satu narasumber menyampaikan materi terkait “Peran Perguruan Tinggi Dalam Pengembangan Inovasi Menghadapi New Normal Life Pasca Pandemic Covid-19”.
Jumain menuturkan bahwa diperlukan banyak inovasi untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi sebagai dampak dari adanya wabah Covid-19. “Ekonomi dan inovasi harus didorong dua hal yakni sumber daya manusia dan teknologi. Faktor ini membutuhkan peran perguruan tinggi dalam proses pengembangan sumber daya manusia yang cerdas dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pembangunan,” jelasnnya.
Wandi Janwar