Bank Sentral Republik Indonesia berkolaborasi dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan Bincang Milenial School Summmit di Unhas Hotel & Convention, Kamis (12/10).
Kegiatan menghadirkan narasumber dari Kepala Divisi SPPUP MI Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan, Edy Kristianto.
Edy mengatakan, BI tidak hanya memberikan tips membedakan uang asli dan palsu, tetapi juga mengenalkan ciri khas serta makna rupiah.
“Cara membedakan mana uang yang asli dan palsu itu cukup mudah, hanya dengan 3D yaitu Dilihat, Diraba, dan Diterawang,” ucapnya.
Dalam kesempatannya, Edy berulang kali menegaskan kepada siswa dan mahasiswa untuk mencintai rupiah milik Indonesia sebagai warga negara yang memiliki jiwa nasionalisme.
Ia menyebut, rupiah tidak sebatas digunakan untuk membayar sesuatu, tetapi juga menjadi energi positif dari diri pemberi ke penerima rupiah.
Di Indonesia sendiri penggunaan mata uang negara lain selain rupiah untuk alat pembayaran tidak diperbolehkan. Jika ada yang melanggar, maka akan diberi sanksi pidana oleh pihak berwajib.
“Dulu di Bali banyak wisatawan yang masih menggunakan alat pembayaran seperti dolar, kami sudah memusnahkan hal itu dan sekarang sudah tidak ada lagi,” tuturnya.
Pesatnya kecanggihan teknologi membuat kasus penipuan hingga kini belum mereda. Edy pun mengimbau peserta kegiatan untuk tetap waspada dengan uang palsu dan penipuan.
“Waspadalah waspadalah waspadalah,” tutupnya.
Nurul Sapna SL