Universitas Hasanuddin (Unhas) mengukuhkan Guru Besar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Prof Dr Ir Nadiarti MSc pada Selasa (11/02) di Ruang Rapat Senat Lantai 2 Gedung Rektorat Unhas.
Nadiarti menyoroti pentingnya biodiversitas sebagai bagian dari batas aman eksploitasi lingkungan yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan manusia.
“Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki garis pantai yang panjang dan menjadi salah satu hotspot biodiversitas dunia. Posisi kita di segitiga terumbu karang dan garis Wallacea menjadikan ekosistem laut kita sangat penting bagi konservasi global,” terangnya.
Dalam pidato yang berjudul “Tantangan dan Solusi Pengelolaan Sumber Daya Perairan di Indonesia dalam Perspektif Biodiversitas” itu, ia menyoroti ancaman terhadap biodiversitas perairan Indonesia, termasuk kehilangan habitat akibat aktivitas manusia dan perubahan lingkungan yang terus berlangsung.
Nadiarti menjelaskan bahwa Indonesia memiliki 92 jenis hutan mangrove, 13 spesies lamun dari 60 spesies dunia, serta 75 persen spesies karang dunia. Namun, kelestarian ekosistem ini berada dalam ancaman.
“Seiring berjalannya waktu, berbagai aktivitas manusia dan perubahan lingkungan menempatkan mega biodiversitas Indonesia dalam ancaman kepunahan yang bersifat konstan. Destruksi habitat menjadi faktor utama yang menyebabkan kehilangan biodiversitas,” jelas Guru Besar Bidang Ekologi Perairan itu.
Nadiarti juga menekankan pentingnya penelitian dan penyimpanan data biodiversitas di basis data terbuka seperti GenBank sebagai bentuk upaya perlindungan. Dengan itu, informasi biodiversitas yang telah dikumpulkan dapat diakses oleh peneliti lain secara global dan memperkuat transparansi penelitian.
Athaya Najibah Alatas