identitasunhas.com,-Dari kejauhan, terlihat asap hitam pekat membumbung tinggi ke angkasa. Bersamaan dengan itu, terdengar keriuhan mahasiswa yang berkumpul dari berbagai perguruan tinggi di Makassar, Selasa (6/10). Mereka berteriak lantang, bergantian menyuarakan kekecewaan terhadap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yang mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law, Senin (5/10/2020).
Keriuhan terjadi di depan Universitas Muslim Indonesia (UMI) Jalan Urip Sumoharjo, Makassar sekitar pukul 16.00 Wita. Terlihat para demonstran memberhentikan dua unit truk kontainer yang digunakan untuk menutup jalan di kedua arah. Mereka juga memblokade jalan dengan merentangkan kawat berduri, ban bekas dan balok kayu yang dibakar. Blokade ini berbuntut pada kemacetan panjang dari dua arah.
Aksi tersebut mendapat protes dari beberapa pengguna jalan yang kesal. Salah satunya dari seorang pengendara sepeda motor yang mengenakan seragam security. Ia mengatakan penutupan jalan membuatnya terlambat menuju tempat kerja.
“Saya dukung kalian mahasiswa, tapi tidak begini caranya. Jangan ditutup semua jalan. Saya mau pergi kerja, terlambat kasian gara-gara ini,” keluhnya kepada demonstran.
Kekesalan yang dilontarkan sontak memancing perhatian para demonstran, hingga sempat terjadi adu mulut.
“Pak, satu hari ini ji Pak, mauki bekerja selama 40 tahun gajita tidak naik-naik? Untuk kita ji juga ini, untuk masyarakat,” ucap salah satu demonstran menenangkan si Security dan pengguna jalan lainnya.
Perkara tersebut akhirnya dapat diselesaikan secara damai. Sekitar pukul 20.00 Wita, massa perlahan mulai membubarkan diri sehingga lalu-lintas kembali lengang.
RSM