Sejumlah mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) memadati pelataran Gedung Rektorat Unhas untuk mengikuti dialog terbuka Calon Rektor (Carek) Unhas 2026-2030, Kamis (18/19). Kegiatan ini digagas langsung oleh mahasiswa Unhas.
Sekitar pukul 16.00 Wita, kursi kayu telah disiapkan untuk ketiga calon rektor di Pelataran Gedung Rektorat Unhas. Namun, tak berselang lama dialog itu dipindahkan ke Arsjad Rasjid Lecture Theatre atas permintaan pihak Rektorat Unhas.
Saat dialog terbuka, tiga perwakilan mahasiswa Unhas menyoroti fokus kampus yang mengejar peringkat QS World University Rankings dalam sesi tanya jawab. Mereka menilai, fokus tersebut belum sejalan dengan kondisi fasilitas kampus hingga kebijakan internal seperti relevansi Kurikulum 2023 dan jam malam.
Usai diskusi, mahasiswa pun mengajukan langkah lanjutan dalam bentuk penandatanganan pakta integritas sebagai Carek Unhas. Adapun poin yang tercantum dalam surat itu sebagai berikut.
- Mencabut Surat Edaran Tentang Pelaksanaan Aktivitas Akademik dan Non-Akademik di Lingkungan Unhas/Pemberlakuan Jam Malam;
- Menjamin hak berkumpul dan berpendapat sesuai dengan Pasal 28E ayat 3 UUD NRI 1945;
- Tidak melimpahkan perkara mahasiswa kepada aparat penegak hukum tanpa proses internal Unhas
- Mengelola keuangan unhas secara akuntabel dan transparan; dan
- Menjamin mutu setiap fakultas di Unhas sehingga dapat menunjang aktivitas akademik dan non-akademik sesuai kebutuhan seluruh mahasiswa.
Sayangnya, tak ada satupun Carek Unhas yang setuju untuk menandatangani pakta integritas itu.
Menanggapi permintaan mahasiswa Unhas, Dekan Fakultas Hukum Unhas, Prof Dr Hamzah Halim SH MH MAP menilai, poin ketiga dalam penandatanganan pakta integritas tersebut berpotensi bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan.
“Ketika mahasiswa melanggar hukum, tanpa dilapor juga aparat akan masuk. Jadi, jangan menjebak (para calon) rektor untuk membuat komitmen yang melanggar Peraturan Perundang-Undangan,” ungkapnya disela teriakan kekecewaan mahasiswa akibat penolakan tersebut.
Di kesempatan yang sama, Presiden BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas, Ulil Abshar Nurman menegaskan, tujuan utama dialog tidak semata-mata penandatanganan pakta integritas.
Ia menyebut, dialog ini bertujuan untuk melihat bagaimana cara pembacaan setiap Carek Unhas terhadap sejumlah masalah mengenai kepentingan mahasiswa. Harapannya itu akan dibuktikan dengan pakta integritas yang telah disusun berdasarkan hasil konsolidasi bersama.
“Tidak ada unsur paksaan, yang bersedia silahkan menandatangani tanpa paksaan apapun, tapi ternyata tidak ada (carek) yang bersedia,” tuturnya saat diwawancarai usai dialog itu.
RISK
