Selama ini, tradisi rektor yang menjabat selama dua periode tampaknya menjadi norma yang terukir dalam sejarah Universitas Hasanuddin (Unhas). Sejak Prof Basri Hasanuddin memimpin untuk kedua kalinya pada 1993, jejak dua periode itu telah diikuti oleh tiga rektor berikutnya. Kini, Rektor petahana, Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc kembali bertarung dalam pemilihan Rektor Unhas 2026 dan berpeluang menjadi rektor kelima yang menjabat selama dua periode berturut-turut.
Kepemimpinan Prof Basri Hasanuddin menjadi tonggak penting dalam sejarah Unhas. Ia pertama kali memimpin pada tahun 1989 dan berhasil menuntaskan masa jabatannya hingga 1993. Keberhasilannya dalam memimpin universitas selama periode pertama membuat namanya kembali diajukan sebagai calon rektor untuk periode berikutnya.
Identitas mencatat, proses pemilihan rektor pada saat itu melibatkan lima nama yang diajukan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Wardiman Djojonegoro pada 1993. Berkat kinerjanya yang dianggap berhasil, Prof Basri kembali dipercaya menjadi Rektor Unhas periode 1993-1997. Perpanjangan masa jabatan ini menunjukkan pengakuan pemerintah atas keberhasilannya dalam memimpin Unhas.
Setelah Prof Basri, estafet kepemimpinan Unhas beralih ke Prof Dr Ir Radi A Gani sebagai Rektor Unhas periode 1997-2001. Keberhasilannya di periode pertama membawanya kembali terpilih untuk periode 2001-2006 dalam sebuah proses pemilihan yang disebut lebih demokratis dibandingkan sebelumnya. Pemilihan ini melibatkan banyak bakal calon yang kemudian disaring oleh Senat Universitas.
Meskipun tiga dari lima calon mengundurkan diri sesaat sebelum pemilihan Rektor Unhas pada 2001, Prof Radi kembali terpilih dan menjabat untuk kedua kalinya. Pada 2006, ia meninggalkan jejak kepemimpinan yang membawa Unhas menjadi lebih baik sekaligus menguatkan tradisi dua periode.
Prof Dr dr Idrus A Paturusi SpB SpOT(K) memulai jabatannya sebagai Rektor Unhas pada 2006. Kepemimpinannya yang sukses di periode pertama memberinya kepercayaan diri untuk kembali mencalonkan diri. Pada pemilihan Rektor 2009 lalu, ia bersaing dengan tiga kandidat lainnya, yaitu Prof Saleh Ali, Prof Saleh Pallu, dan Prof Amran Razak.
Identitas melaporkan, Prof Idrus meraih kemenangan telak dengan 210 suara, disusul Prof Saleh Pallu dengan 65 suara dan Prof Saleh Ali 9 suara, dan Prof Amran tidak mendapatkan suara sama sekali.
“Sebab kandidat nomor empat, Amran Razak mengalihkan suaranya kepada Idrus untuk memperlebar perolehan suara dengan kontestan lainnya,” begitulah pengakuan pengamat kala itu dalam laporan identitas awal September 2009.
Pada 7 April 2009, ia dilantik kembali untuk periode kedua. Prof Idrus adalah orang ketiga yang memimpin Unhas selama dua periode. Ia mengakhiri masa jabatannya pada 2013.
Pada 2014 menjadi momen bersejarah bagi Unhas dengan terpilihnya Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA sebagai rektor perempuan pertama di Unhas. Ia terpilih dalam sebuah pemilihan yang melibatkan 35 persen suara menteri. Selama masa jabatannya, ia berhasil meraih enam dari sembilan target yang dicanangkan.
Keberhasilan Dwia di periode pertama mendorongnya untuk kembali maju dalam pemilihan rektor Unhas 2018. Dengan dukungan yang kuat dari Senat Akademik, Prof Dwia kembali terpilih secara aklamasi. Dengan kepemimpinannya yang diakui dan dapat membawa Unhas ke jenjang yang lebih tinggi, Prof Dwia kembali menjadi Rektor Unhas hingga 2022.
Saat ini, tongkat kepemimpinan Unhas berada di tangan Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc. Guru Besar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan itu dilantik sebagai Rektor Unhas periode 2022-2026. Setelah menjabat kurang lebih tiga tahun, pemilik panggilan karib Prof JJ itu merasa bangga dengan berbagai kemajuan dan perubahan yang telah dicapai di bawah kepemimpinannya.
“Saya merasa bangga, dan juga merasa bahagia, berbesar hati dan sepenuh hati berniat untuk mencalonkan diri kembali untuk periode 2026-2030,” terangnya, Senin (11/08).
Ia melihat banyak peluang yang masih bisa diakselerasi dan merasa yakin untuk terus mengawal kemajuan Unhas. Pada 11 Agustus 2025, setelah menyambut 10.418 mahasiswa baru Unhas 2025, ia kembali mencalonkan diri untuk periode 2026-2030. Ini dapat melanjutkan tradisi yang telah ditorehkan oleh para pendahulunya apabila ia kembali terpilih kelak.
Dengan berkas pendaftaran yang telah dinyatakan lengkap, Prof JJ siap untuk bersaing memperebutkan takhta lantai delapan gedung Rektorat untuk kedua kalinya. Apakah tradisi rektor dua periode akan berlanjut? Atau justru nama baru yang memimpin Unhas empat tahun ke depan? Jawabannya akan terjawab saat Pemilihan Rektor Unhas 2026 pada 14 Januari 2026 mendatang.
Rika Sartika
