“Banyak baca banyak tahu, tidak baca sok tahu.” -Safira Devi Amorita, lulusan Hubungan Internasional (HI) Universitas Hasanuddin (Unhas) 2021.
Sejak usia 6 tahun, Safira sudah memiliki impian yang besar. Ketika ditanya tentang cita-citanya, jawabannya selalu sama “Aku ingin menjadi duta besar”. Impiannya tidak hanya menjadi angan-angan semata, tetapi menjadi tujuan hidup yang ia kejar dengan konsisten.
Untuk mewujudkan impiannya, Safira menyadari bahwa langkah pertama yang harus diambil adalah menjadi seorang diplomat. Untuk mencapai itu ia harus menempuh pendidikan yang relevan. Ia percaya bahwa kampus yang ia tuju memiliki reputasi yang unggul di Indonesia Timur dan mampu memberikan pendidikan berkualitas yang dirinya butuhkan.
Selama kuliah, Safira tidak hanya fokus pada akademis, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan organisasi. Ia sempat bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) D’B3 Voice Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas pada tahun pertama. Safira mengaku lebih banyak beraktivitas di luar dibanding di dalam kampus.
Safira turut mengenang proses belajar interaktif yang ia rasakan selama berkuliah di HI Unhas. Ia merasa selalu diberikan kesempatan untuk menganalisis dan berdiskusi dengan bebas. Wanita kelahiran 2000 ini juga berbagi tips belajar yang menurutnya penting untuk diikuti oleh mahasiswa lainnya. Ia menekankan pentingnya mengenali diri untuk menemukan gaya belajar yang sesuai.
“Misalnya, aku orangnya suka belajar dengan membaca atau menulis. Jadi, setiap masuk kelas aku membaca buku dulu dan menulis ulang dengan tangan agar bisa masuk ke kepala,” jelasnya Sabtu (20/07).
Lahir di keluarga yang senang bertutur, Safira sering mendengar kisah dan cerita yang dilontarkan kedua orang tuanya. Bukan sebuah dongeng pengantar tidur, mereka juga selalu terbuka bercerita dan mendengarkan cerita anaknya tentang hari yang dilalui. Kebiasaan ini menumbuhkan minat Safira dalam membaca dan menceritakan kembali cerita-cerita tersebut.
“Bapak dan ibuku sering bercerita tentang hal-hal kecil di sekitar, seperti cerita tentang lampu merah atau semut yang berbaris,” katanya.
Berkat perlombaan mendongeng nasional yang sempat ia ikuti saat duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) membawanya terjun menjadi seorang storyteller sejak usia muda. Melihat potensi yang dimiliki anaknya, bersama kedua orang tuanya, ia mendirikan Yayasan Rumah Dongeng Nusantara pada 2013. Yayasan ini bertujuan meningkatkan literasi atau gerakan membaca anak melalui dongeng.
Aktivitas mendongeng ini bahkan sempat beralih ke media podcast saat pandemi COVID-19 melanda. Podcast tersebut diberi nama The Little Joyfull Story yang berasal dari kata “Little” yaitu anak kecil dan “Joyfull Story” yang berarti cerita yang menyenangkan. Podcast yang digagasnya berisi cerita-cerita anak yang menghibur dan mendidik.
Safira menyebut, hasil karyanya yang paling berkesan dalam podcast adalah episode pertama yang berjudul a happy piece of bread (sepotong roti yang berbahagia) karena narasi tersebut merupakan karangan sang ibunda dengan pesan untuk menghargai makanan. Safira telah menerbitkan 10 episode di Spotify. Selama membuat karya, hal yang paling challenging menurutnya adalah mencari pengisi suara dan cara mengarahkan talent bekerja sesuai konsep.
Terinspirasi dari The Five People You Meet In Heaven karya Mitch Albom, Safira menemukan makna pertemuan dengan orang-orang disekitarnya. Menurutnya, anak-anak muda sekarang harus bisa belajar mengetahui apa yang mereka sukai dan tidak hanya ikut arus saja. Ia juga menyoroti pentingnya mencari bacaan dan teman diskusi yang relevan untuk membantu membangun langkah-langkah yang ingin dicapai nantinya.
Setelah lulus dari Unhas pada Januari 2021 lalu, gadis kelahiran Makassar ini memutuskan untuk mendaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia. Setelah melewati proses seleksi yang ketat, pada tahun 2022, Safira secara resmi bergabung dengan Kementerian Luar Negeri sebagai diplomat.
Kini, ia telah menyelesaikan Diklat Sekolah Dinas Luar Negeri (Sekdilu) sebagai angkatan ke-43 dan bertugas sebagai seorang junior diplomat di Indonesia. Ia menyebut dirinya akan merencanakan untuk meneruskan jenjang pendidikannya ke luar negeri. “Aku pengen melanjutkan studi aku dan kembali untuk negara,” ucap Safira.
Nurul Fitrah