Minggu, 14 Desember 2025
  • Login
No Result
View All Result
identitas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
No Result
View All Result
identitas
No Result
View All Result
Home Sastra Resensi

Cukupkah 24 Jam dalam Sehari?

10 Oktober 2021
in Resensi
buku bagaimana hidup
Editor Risman Amala Fitra

“Jarum jam terus berputar dan terulang pada keesokan harinya, tetapi hidup adalah keberlanjutan meskipun kita bangun di pagi yang sama.”

 

Dalam keseharian, setiap orang memiliki waktu 24 jam per hari, tidak lebih dan tidak kurang.  24 jam adalah waktu yang sepenuhnya diberikan dalam menjalankan aktivitas. Dimulai dari bangun pagi, membuat sarapan, bekerja, makan hingga kembali ke tempat tidur untuk beristirahat dari aktivitas seharian yang telah dilakukan. Tetapi sering kali orang-orang menganggap jika waktu yang diberikan kurang dan mereka membutuhkan lebih banyak waktu lagi untuk melaksanakan setiap aktivitas mereka.

BacaJuga

Jenaka Haru Penuh Misteri dalam Agak Laen 2

Menyelami Tradisi Gowok Melalui Perjalanan Hidup Nyi Sadikem

Dalam buku yang berjudul “Bagaimana Hidup 24 Jam Sehari” yang ditulis oleh Arnold Bennett, adalah buku yang menyajikan nasihat bagaimana menjalani hidup dengan baik dengan memaksimalkan waktu yang kita miliki. Sehingga kita dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang membuat hidup menjadi lebih produktif dan bermanfaat, di luar rutinitas keseharian.

Arnold menuliskan dalam bukunya, dunia kerja sering kali menjadi alasan seseorang merasa kekurangan, bahkan kehabisan waktu. Hal ini terjadi karena mereka tidak memanfaatkan waktunya dengan baik. Pekerjaan memang menyita banyak waktu tetapi aktivitas di luar pekerjaan yang tidak begitu penting yang akan menghabiskan waktu kamu. Efisiensi terhadap waktu perlu dilakukan agar 24 jam waktu yang dimiliki itu akan cukup.

Seseorang terkadang merasa tidak puas terhadap jadwal kegiatan sehari-hari yang telah dibuatnya. Penyebabnya karena ada tugas-tugas yang akhirnya tidak dikerjakan dengan alasan tidak memiliki cukup waktu. Ia hanya menunggu kesempatan di mana ia memiliki lebih banyak waktu untuk bekerja, sehingga waktu menunggunya terbuang sia-sia. Namun pada realitasnya, setiap orang tidak akan pernah mendapat tambahan waktu karena seluruh waktu yang ada telah dimiliki. Maka hal yang perlu dilakukan adalah meninggalkan aktivitas yang dapat membuat hidup menjadi tidak produktif.

Arnold berpendapat, seseorang mulai bekerja pukul 08:00 hingga 17:00. Kemudian sisa waktu yang dimiliki akan terpotong saat orang tersebut dalam perjalanan pulang dan akhirnya beristirahat karena kelelahan setelah bekerja. Dalam kasus tersebut menurutnya adalah hal yang wajar.

Banyak hal dari buku ini yang sangat baik untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. misalnya bagaimana seseorang harus dapat mendisiplinkan dirinya. Kedisiplinan tidak hanya terbentuk begitu saja, tetapi dapat dilakukan dengan mengubah kebiasaan walaupun hal itu cukup sulit. Tetapi nantinya akan berdampak baik untuk manajemen waktu kamu.

Kemudian hal menarik yang lain yang terdapat pada buku ini yaitu di saat kebanyakan orang mengatakan bahwa; seseorang tidak dapat mengendalikan pikiran mereka sendiri, penulis justru menuliskan bahwa setiap orang bisa mengendalikan pikirannya. Karena tidak ada hal lain yang terjadi pada diri manusia diluar pengendalian otak. Maka penulis menekankan bahwa kemampuan berkonsentrasi dibutuhkan dan mengetahui batas kemampuan pikiran. Sehingga seseorang yang mampu mengendalikan pikiran mereka dapat terhindar dari kekhawatiran.

Ketika seseorang berada pada fase kebosanan, mereka dapat mengisinya dengan membaca bacaan sastra dan menikmati seni atau musik. Memanfaatkan waktu yang tersisa setelah lelah bekerja atau pada saat akhir pekan akan sangat baik bagi kesehatan mental.

Buku yang ditulis pada tahun 1908 juga menyajikan bagaimana manusia hidup seperti mesin. Mesin yang rumit dan tidak mudah disetel. Penulis mengatakan bahwa manusia adalah mesin paling mengagumkan yang pernah ada. Manusia akan lebih sering menyepelekan dan meremehkan diri mereka sendiri. Keputusasaan dan ketidakberdayaan yang dimiliki akan terus mengganggu hingga membentuk sebuah kecemasan.

Telah ditulis pula dalam buku ini, bahwa seseorang membutuhkan konsentrasi dan cara pengendalian terhadap pikiran. Arnold menyajikan bahwa penyempurnaan mesin manusia dapat dilakukan. Di mana otak akan mulai membentuk kebiasaan yang lebih baik dengan konsentrasi. Kebiasaan baru yang terbentuk adalah hasil dari tekad yang terdapat dalam otak manusia. Berkali-kali Arnold juga menekankan bahwa ketekunan juga menjadi kunci perubahan yang mengesankan.

“Tidak ada yang akan terjadi pada mereka yang tidak tekun.” tertulis sebagai kalimat penutup buku ini.

Bagi kamu yang sedang mencoba memaksimalkan produktivitas, buku ini cocok untuk menemani waktu bersantai kamu. Bagus untuk dijadikan pengingat bahwa ada banyak hal yang bisa dilakukan dalam hidup selain bekerja, meskipun hanya punya waktu 24 jam dalam sehari. Mulailah mensyukuri hal-hal kecil seperti ketika kita masih bisa terbangun dan menghirup udara segar. Itu akan membuat hidup semakin bermakna.

Buku setebal 216 halaman ini diterjemahkan dari bahasa Inggris, sehingga bahasa yang digunakan terkesan sedikit kaku. Beberapa kalimatnya pun butuh waktu lebih agar dapat memahaminya dengan baik. Jadi bagaimana denganmu? Apa kamu sudah cukup dengan waktu 24 jam dalam sehari?

 

Data Buku

Judul : Bagaimana Hidup 24 Jam Sehari

Penulis : Arnold Bennett

Tebal : 216 halaman

Penerbit : Penerbit Gemilang

Tahun Terbit : 2021

Tags: 24 jamArnold BennettResensi Buku
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Gelar Webinar Kesehatan, Dosen FK Unhas Bahas Tahapan Sebelum Vaksin Disetujui

Next Post

Webinar Kesehatan GenBI Unhas Ulas Penanganan Covid-19 di Tiongkok

Discussion about this post

TRENDING

Liputan Khusus

Ketika Kata Tak Sampai, Tembok Jadi Suara

Membaca Suara Mahasiswa dari Tembok

Eksibisionisme Hantui Ruang Belajar

Peran Kampus Cegah Eksibisionisme

Jantung Intelektual yang Termakan Usia

Di Balik Cerita Kehadiran Bank Unhas

ADVERTISEMENT
Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Kirimkan Karyamu
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
© 2025 - identitas Unhas
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah

Copyright © 2012 - 2024, identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In