Climate Catalyst mengadakan Kelas Kedua bertajuk “Economics of Climate Change” yang berlangsung di Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin (Unhas) pada Minggu (03/12).
Dipandu oleh Mahasiswa Fakultas Kehutanan, Muhammad Aditya, kegiatan menghadirkan Alumni Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas, Kwan Wirawan Kwandou. Sesi ini membahas penerapan ilmu ekonomi dalam menganalisis dampak negatif yang ditimbulkan akibat perubahan iklim.
“Dewasa ini, Climate Change adalah Global Public Goods atau barang publik, alam dan lingkungan merupakan barang publik yang artinya kita tidak bisa melarang orang lain untuk menikmati alam dan lingkungan (non-excludable) dan tidak ada persaingan yang ditimbulkan (non-rivalry),” tutur Kwan.
Akibatnya terdapat banyak eksternalitas negatif yang ditimbulkan. Hal tersebut berdampak buruk pada berbagai lini kehidupan masyarakat.
Sebagai contoh, masyarakat di pemukiman pertambangan yang terkena dampak sosial, ekonomi, kesehatan, dan psikologi karena aktivitas penambang tidak berkaitan dengan kegiatan perusahaan itu.

Selain itu, Free Rider yaitu orang-orang yang tidak ingin memberikan kontribusi terhadap perbaikan iklim dan lingkungan menjadi isu di skala global. Terlebih dampak perubahan iklim dapat menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB).
“Ironisnya dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim menurunkan PDB Global sekitar 3 %, namun biaya yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan hanya 1 % dari PDB Global,” papar Kwan.
Sementara itu, kata Kwan, kebijakan untuk menangani perubahan iklim belum dieksekusi dengan tepat. Masih banyak gimmick yang membuat perubahan iklim tidak kunjung menemukan perbaikan yang substansial.
Oleh karena itu, acara ini diharapkan mampu memacu kesadaran generasi muda untuk tidak menjadi Free Rider. Melainkan mampu memberikan kontribusi yang berarti terhadap persoalan perubahan iklim dan degradasi lingkungan.
Yaslinda Utari Kasim