Himpunan Mahasiswa Antropologi (Human) Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Unhas, mengadakan Webinar Series of Anthropology bertemakan, Antropologi dan Industri Musik, yang digelar via Zoom dan Live di Youtube, Jumat, (24/07).
Dimoderatori Antroper Universitas Gadjah Mada, Rugun Sirait dan mengundang narasumber, musisi Torpedoest dan Owner MRH Studio (Antroper Universitas Padjajaran), Reza Hilmawan S Ant, musisi Kapal Udara dan Ruang Baca (Antroper Universitas Hasanuddin), Saleh Hariwibowo SSos, Composer dan Founder of Stoopa Music (Antroper Universitas Airlangga), Respati Suryo Pratomo S Ant.
Saat sesi pertama Webinar, Respati Suryo Pratomo, memulai dengan membahas hubungan antara antropologi, dengan project yang ia kerjakan. Ia mengatakan antropologi mempelajari tentang klien dan karakter building. “Pekerjaan kami itu berkaitan dengan klien, tentang bagaimana membuat mereka interest, membangun kepercayaan dengan mereka, dan berpikiran terbuka dari berbagai objek dan perspektif, dan itu semua didapatkan dari ilmu-ilmu antropologi,” jelasnya.
Selanjutnya pembahasan disampaikan, Saleh Hariwibowo. Dalam kesempatannya, ia berbagi pengalaman membuat band dengan sesama anak antropologi. “Alasan membuat band dengan anak antropologi, karena musik itu merupakan produk budaya, bisa menyampaikan pesan. Perspektif dalam lagu juga sangat penting untuk diriset baik-baik, banyak bahan etnografi yang bisa dibuat lagu,” terangnya.
Ia membeberkan, sempat berkeinginan fokus belajar musik, sampai-sampai berniat mengambil sekolah musik. “Dulu saya sempat berpikir untuk fokus musik, tapi kalau saya melanjutkan sekolah musik, maka pemikiran-pemikiran antropologi saya akan hilang,” lanjutnya.
Ale begitu ia akrab disapa, juga menambahkan, baginya seni adalah alat untuk menyampaikan pemikiran. Ia mengaku sadar akan banyaknya masalah yang terjadi di luar sana, dan ia mutuskan untuk menyampaikannya lewat musik. “Banyak hal yang bisa disampaikan lewat musik, dan saya sangat berterima kasih kepada antropologi karenanya, saya bisa melakukan perlawanan-perlawanan kecil,” tambahnya.
Terakhir sesi, Reza Hilmawan, yang menceritakan awal mula ketertarikannya dengan musik. Sambil mengingat kembali, Ia mengatakan sudah sedari kecil dirinya sering mendengarkan musik. Semua bermula dari kebiasaan orang tuanya dan akhirnya, ia kini menjadi owner MRH Studio, yang mulanya masih studio kecil dan saat ini sudah jadi besar.
“Musik-musik memang terdengar berbeda, tetapi terdapat satu kesamaan, yaitu balance-.nya. Dan yang membedakan adalah teknik dan tata artistiknya,” tutupnya.
M127