Nurvirta Monarizqa, Data Scientist Microsoft membagikan pengalamannya melalui Webinar Statistika. Bertajuk “Big Data and Data Science In 4.0 Era”, kegiatan ini diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Statistika (Himastat) Unhas melalui Zoom Meeting, Sabtu (12/6).
Mona mengatakan, jargon big data, data science, machine learning, artificial intelligence, bahkan revolusi industri 4.0 yang berhasil membuat saham-saham naik telah tenar di Amerika sejak 5 tahun yang lalu. Karena tergiur profit, perusahaan pun berlomba-lomba mencari data saintis untuk bisa mengendikan.
Namun, setelah lima tahun berlalu, hanya 1 dari 10 perusahaan yang mendapatkan benefit finansial dari kecerdasan buatan. Penyebab kegagalan perusahaan-perusahaan tersebut masih ialah minimnya infrastruktur, serta ketidaksiapan data dan produksi.
“Data saintis pun melakukan banyak pekerjaan dalam waktu yang singkat. Dalam memproses sebuah data sendiri, diperlukan data engineering, data analysis, data science, data visualisasi, dan machine learning engineering,” sebut Mona.
Ia kemudian membocorkan tenaga kerja yang dibutuhkan di masa depan. “Perusahaan membutuhkan data saintis yang bisa deploy, menggunakan natural language processing untuk berbagai hal, real-time detection, dan transparansi model,” lanjut Mona.
Sebagai penutup, ia memberikan tips yang harus dipersiapkan. Di antaranya belajar basic python atau R, update trend terkini di negara Indonesia dan negara lain melalui sosial media maupun paper.
“Kita juga harus rajin lamar kerja dan unjuk diri,” ujar Mona.
Marhama