“Saya ingin apa yang bisa saya berikan dapat membangun dan bermanfaat bagi orang lain.”
Begitulah kutipan dan prinsip hidup sederhana yang dipegang oleh Guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Ilmu Administrasi Publik Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dr Sangkala MSi dalam mencerminkan komitmen dan semangat peran akademik dan sosialnya.
Sejak dibangku kuliah, pria asal Ujung Pandang ini telah menunjukan dirinya sebagai sosok yang aktif saat berkuliah di FISIP Unhas dulu. Baginya hal ini sangat membantunya memperoleh pengalaman dan keahlian yang berharga hingga hari ini, karena ia percaya bahwa keahlian adalah modal utama untuk bersaing.
Saat melanjutkan studi magisternya di FISIP Universitas Indonesia, ia mulai merasa bahwa tidak banyak orang yang berfokus membahas permasalahan pemerintahan, terlebih terkait konsep demokrasi di Indonesia. Dari situlah, Prof Sangkala mulai memutuskan untuk fokus dan mendalami ilmu tersebut.
Selama proses pengembangan pengetahuan dan keahliannya, pria kelahiran 1963 ini mulai mendalami berbagai aspek terkait dengan demokrasi. Ia bahkan pernah terlibat dalam perumusan kebijakan dan berkontribusi dalam memperbaiki berbagai aspek terkait kemerdekaan di Indonesia.
Baginya, pendidikan merupakan salah satu fondasi utama untuk berkarir. Pengalamannya sebagai dosen dan peneliti di berbagai universitas membuatnya semakin terampil dalam menggabungkan teori dengan praktik.
Salah satu pencapaian paling gemilang yang ia raih ketika berhasil diangkat sebagai anggota Tim Independen Reformasi Birokrasi Nasional (TIRBN) di bawah Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Selain itu, Prof Sangkala juga terlibat dalam berbagai proyek reformasi di tingkat provinsi dan daerah, termasuk sebagai Ketua Tim Reformasi Birokrasi di Papua Selatan. Perannya dalam berbagai inisiatif reformasi ini membantu mempercepat upaya perbaikan birokrasi di berbagai wilayah di Indonesia.
Meskipun usianya hampir mencapai 60 tahun, ia masih terus aktif berkontribusi mulai dari penerbitan buku dan jurnal, mengikuti berbagai pelatihan, serta berpartisipasi dalam penelitian. Ia bahkan pernah menjadi Dewan Pakar Indonesian Association for Public Administration (IAPA) periode 2019-2022, dan meraih penghargaan Satya Karya Satya 20 tahun pada 2014 silam.
Pandemi Covid-19 menjadi salah satu momen penting dalam perjalanan Prof Sangkala. Terbatasnya akses untuk membagikan bahan ajaran kepada mahasiswanya yang dulu harus dilakukan secara daring, mendorongnya untuk menciptakan solusi. Dari situ, Sekolah Birokrasi di kanal YouTube lahir. Tidak hanya membahas persoalan pemerintahan, kanal tersebut juga berusaha memberikan solusi konstruktif terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di Indonesia.
Melalui Sekolah Birokrasi, ia melihat media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan informasi dan pengetahuan yang dapat membantu memajukan bangsa. Ia bahkan belajar teknik pengambilan gambar dan editing dengan giat, dan membangun tiga studio pribadi di rumahnya untuk meningkatkan produktivitas.
“Kalaupun saya pensiun nanti, 70 tahunan ke depan saya masih bisa berkarya melalui Youtube. Basisnya hanya pada ide, kalau orang berpikir pensiun pergi buat kebun apa, bagi saya tidak, kebun saya ya udah itu (YouTube),” tuturnya, Rabu (06/09).
Ketertarikannya dalam ilmu pemerintahan juga didorong oleh orang tuanya yang turut berkecimpung dalam pemerintahan. Baginya, orang tuanya adalah salah satu sumber motivasi utama dalam hidupnya. Ia banyak belajar tentang pentingnya pendidikan dan perjuangan untuk meraih kesuksesan. Sikap positif, kerja keras, dan semangat berjuang adalah hal-hal yang ia pelajari dari orang tuanya.
Prof Sangkala memiliki pandangan yang optimis terhadap masa depan Indonesia. Ia melihat bahwa kesempatan untuk mencapai kesuksesan dan berkontribusi pada negara ini akan selalu ada. Ia selalu berharap untuk terus berkontribusi pada reformasi birokrasi dan pendidikan di Indonesia dalam waktu yang akan datang.
Di samping itu, ia juga memotivasi kepada seluruh anak muda di Indonesia untuk konsisten dalam apa yang mereka pilih dan menunjukkan bahwa dedikasi dan fokus pada kompetensi tertentu dapat membantu dalam mencapai kesuksesan.
“Di luar sana banyak yang kaya akan pengalaman tetapi tidak paham teorinya. Yang baik itu kalau kita bicara, tahu aplikasinya, dan mengerti teori serta konsepnya,” pungkas Prof Sangkala.
Najwa Hanna