“Semoga ruang kecil ini membawa kesenangan-kesenangan kecil dalam keseharianmu terutama di tengah hidup yang kian ruwet ini” – Ria Lestari B.
Toko buku merupakan tempat yang memuat dunia kata-kata. Dengan beragam judul dan genre, toko buku mengundang pembaca untuk menjelajahi pengetahuan, imajinasi, dan petualangan. Sehingga cocok menjadi tempat bagi pecinta literatur untuk menemukan inspirasi, hiburan, dan pengetahuan yang tidak terbatas.
Berawal dari kesukaannya membaca buku, Ria Lestari B bersama kedua temannya mendirikan Toko Buku Independen bernama Detakata sebagai ruang kumpul bagi penikmat literatur seperti dirinya. Selain itu, wanita yang hangat disapa Ria ini juga merasakan kurangnya ragam penerbit di toko buku Makassar, terlebih terbitan penulis independen.
“Waktu itu kami ingin buka cabang dari penerbit yang namanya Labirin. Namun, biar lebih beragam, kami bikin toko buku agar penerbit independen yang ada di makassar lebih beraneka lagi. Penerbit independen lebih dapat spotlight, kalau penerbit mayor kan bisa didapatkan di toko buku besar ya,” jelas Ria.
Detakata pertama kali dibuka pada 11 Januari 2023 lalu. Bertempat di Jalan Boto Lempangan No 57, Detakata menerima pengunjung di tokonya mulai pukul satu siang sampai sembilan malam.
Ria bertugas mengurus perkembangan bisnis toko buku. Dua temannya, Ari dan Bullah saling membagi tugas, ada yang menjadi content creator, dan ada juga yang mengurus koneksi serta kerjasama dengan para penerbit.
“Selain kami bertiga, ada Ade sebagai penjaga toko. Ade sebenarnya orang yang paling sering ada di toko dan berinteraksi dengan para pengunjung. Karena hampir setiap hari Detakata dijaga oleh Ade, jadi yang paling tahu pengunjung itu Ade,” tutur Ria.
Ria sempat merasakan tantangan besar yang dialami Detakata. Selain karena persaingan dengan toko buku besar lainnya, bertempat di Pulau Sulawesi memberikan dampak seperti besarnya ongkos kirim ke luar pulau yang membuat keuntungan menjadi semakin kecil.
“Kalau di Pulau Jawa enak karena ongkirnya kecil. Kalau di Makassar kan keluar pulau jadi ongkirnya semakin besar. Terus buku juga bukan barang primer di beberapa orang secara general, bahkan bisa masuk ke barang tersier,” tambah Ria.
Detakata terbilang memiliki cukup banyak kegiatan sebagai toko buku. Saat itu Ria berpikir perlu adanya satu kegiatan yang bisa mempertemukan pengurus dengan para pengunjung agar lebih dekat. Dengan ide tersebut, dimulailah program Klub Buku sebagai agenda bulanan Detakata.
Klub Buku merupakan tempat bagi pembaca untuk dapat berbincang dan bertukar pikiran mengenai buku favorit mereka. Tema yang dipilih juga beragam dan tentunya memiliki makna tersendiri.
“Misal waktu Juli temanya puisi, karena itu bulan lahirnya Chairil Anwar. Terus nanti Agustus beda lagi. Deskripsi dan alasan diangkatnya tema tiap Klub Buku tuh selalu kami ceritakan di kontennya,” tutur Ria.
Ada juga Silent Reading with Tea, di mana para pengunjung dengan tenang membaca buku masing-masing. Melepas penat dan bersantai sejenak dari kebisingan realitas, kemudian menceritakan bukunya setelah 10 sampai 15 menit membaca.

Selain itu, masih banyak acara Detakata lainnya seperti Bincang Buku, Buka Puasa saat Ramadhan, dan Main-main di Toko bagi yang ingin pergi ke toko buku tapi tidak memiliki hobi membaca. Peserta untuk setiap acara terbatas, rata-rata sepuluh orang karena ruangan yang tidak terlalu besar.
“Bagi yang ingin ikut, bisa Direct Message (DM) kami karena peserta terbatas. Nanti misalnya kalau sudah penuh dan ada yang tidak jadi hadir, biasanya akan digantikan dengan pengunjung yang sebelumnya ingin mendaftar,” jelas Ade.
Selain di Jalan Boto Lempangan, Detakata memiliki satu cabang yang terletak di Nipah Mall Makassar, berpadu dengan Kedai Teh Artani yang juga dimiliki oleh Ria. Berbeda dengan pusatnya, Detakata cabang Rooftop Nipah Mall tersebut buka dari jam sepuluh pagi sampai sepuluh malam.
Di akhir kesempatannya, Ria menjelaskan makna dari nama Detakata itu sendiri, “Detakata, dibaca detak dan kata, mungkin terkesan tiba-tiba, tapi memikirkan namanya alangkah lama. Kami berpindah dari satu nama ke nama lain sebelum akhirnya memilih nama ini,” ujar Ria.
“Detak” bisa jadi isyarat atau tanda kehidupan, kita sering menemukannya bersanding dengan kata “Jantung”. Kami menyandingkan “Detak” dengan “Kata” untuk mengatakan bahwa di balik setiap kata ada kehidupan, ada alasan ketika satu kata dipilih alih-alih kata yang lain dan itu tentu berlaku buat buku.
“Karena kesadaran soal itu juga, kami ingin Detakata jadi ruang berinteraksi yang menyenangkan. Kami ingin tiap kata, tiap cerita dirayakan. Selain membawa buku-buku bagus ke tanganmu, semoga ruang kecil ini membawa kesenangan-kesenangan kecil dalam keseharianmu, terutama di tengah hidup yang kian ruwet ini,” tutup Ria.
Najwa Hanana