Tribun Timur menggelar Dialog Forum Dosen bertema “Problem Wacana Publik Atas Tata Kelola Perguruan Tinggi”, forum ini dilaksanakan di Redaksi Tribun Timur, Zoom Meeting dan disiarkan langsung via kanal Youtube Tribun Timur, Kamis (25/8).
Dipandu oleh Ketua Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan, Dr Adi Suryadi Culla, kegiatan ini menghadirkan pembicara utama yaitu, Prof Sumbangan Baja (Sekretaris Unhas), Prof Jamaluddin Jompa (Rektor Unhas), Prof Husain Syam (Rektor UNM), dan Prof Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin).
Pada kesempatan itu, Sumbangan Baja mewakili Rektor Unhas mengatakan bahwa universitas sebenarnya memiliki kebebasan karena diakui sebagai suatu komunitas para akademisi yang memiliki norma dalam mendidik.
“Dalam perjalanannya, tata kelola ini muncul, bahwa pendidikan harus ditata dan dikelola dengan baik, sehingga muncullah istilah yang kita sebut sebagai aspek akademik dan non-akademik,” tambahnya.
Lebih lanjut, mantan Wakil Rektor Unhas itu menjelaskan aspek akademik seperti yang diketahui, yaitu tri dharma, mencakup pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan non-akademik, yaitu hal-hal yang menjadi pendukung dari akademik seperti infrastruktur, sarana dan parasarana, urusan keuangan, dan lainnya.
“Jadi, tata kelola ini harus dilihat dari sesuatu yang utuh, sehingga jika satu sisi terganggu maka bisa berdampak ke keseluruhan, karena tata kelola adalah suatu jaringan yang saling berkaitan satu sama lain,” jelas Sumbangan.
Mengakhiri pembahasannya, Sumbangan menambahkan bahwa Unhas sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH), diberi kebebasan dalam mengembangkan diri, melalui tata kelola yang diatur oleh rektor.
“Tentu saja kami harus mengelola aset dan mengembangkan unit-unit bisnis, sehingga bisa meningkatkan pendapatan tanpa harus meningkatkan uang kuliah tunggal (UKT),” tutupnya.
Yaslinda Utari Kasim