Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan upacara penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa kepada Dr Bruce Michael Alberts. Kegiatan berlangsung di Baruga AP Pettarani Unhas, Rabu (10/8).
Alberts merupakan Professor di bidang Science and Education serta ahli Biokimia di University of California. Ia juga pernah menjabat sebagai utusan bidang sains Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia di masa pemerintahan Presiden Barack Obama pada 2019-2011.
Pada kesempatannya, Alberts naik ke podium untuk memberikan orasi ilmiah terkait bidangnya, yakni biokimia. Tak lupa membahas pentingnya sains bagi masa depan Indonesia. Bahkan ia sempat menyentil soal rendahnya investasi Indonesia di bidang sains.
Dalam data yang Alberts perlihatkan, Indonesia menempati posisi terbawah di antara beberapa negara di dunia dalam hal pendanaan sains berdasarkan total Gross Domestic Product (GDP). Indonesia hanya mengalokasikan 0,28 persen dari total GDP-nya.
“Paling buruk yang saya dapati ketika bekerja di Indonesia adalah tipe mekanisme pendanaan. Yang kalian gunakan untuk sains tidak didesain mempromosikan kreativitas dan inovasi. Tidak berinvestasi di sains dengan cara yang benar,” katanya, mengutip sebuah laporan kolaborasi Indonesia-AS yang diterbitkan pada 2013.
Dikesempatan yang sama, ia katakan, lembaga pendanaan ilmu pengetahuan Indonesia seharusnya didirikan di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).
AIPI sendiri adalah sebuah lembaga non-pemerintah yang didirikan berdasarkan UU No. 8 tahun 1990 dengan tujuan menghimpun ilmuwan Indonesia terkemuka dan secara eksplisit menetapkan dukungan keuangan pemerintah serta kebebasan untuk mencari dana swasta.
Alberts pada akhirnya menekankan, Indonesia sebagai sebuah negara harus menginvestasikan lebih banyak dana dalam hal riset dan pengembangan. Baik di sektor pemerintah maupun industri swasta.
Zidan Patrio