Unit Kegiatan Kampus Keilmuan dan Penalaran Ilmiah (UKM KPI) mengadakan diskusi bertema “Dilematis Perubahan Iklim : Mengorbankan Alam atau Melawan Arus Peradaban”, di OIYA Café pada Selasa, (25/10).
Diskusi ini menghadirkan pemateri dari dua ranah keilmuan yaitu Antropologi, Berkat Exsaudi Sihombing, dan Tehnik Pengembangan Wilayah Kota, Ahmad Fauzan Khabir.
Pada kesempatannya, Berkat menyampaikan tentang perkembangan peradaban manusia yang secara umum akan berpengaruh terhadap lingkungan. Perkembangan peradaban itu sendiri dipengaruhi oleh t faktor pendorong, yaitu angka kelahiran atau natalitas, kebutuhan yang meningkat, dan perkembangan ilmu dan teknologi.
“Akan tetapi, kita tidak dapat memilih hanya salah satu diantara perkembangan peradaban dan menjaga lingkungan karna keduanya sangat dibutuhkan,” ucap mahasiswa Antropologi itu.
Berkat juga menjelaskan bahwa ada beberapa masyarakat yang hidup berdampingan dengan alam atau hidup dengan memperhatikan dan menjaga alam itu sendiri. Masyarakat jenis ini biasanya belum terlalu terpengaruh oleh perkembangan peradaban atau disebut juga sebagai masyarakat adat.
“Masyarakat adat contohnya di Indonesia sendiri seperti Suku Baduy di Jawa dan Suku Kajang di Sulawesi,” ucapnya.
Dikesempatan yang sama, Fauzan menjelaskan bagaimana tata kota yang lebih memperhatikan aspek lingkungannya. Di mana aspek lingkungan sangat perlu diperhatikan, terlebih lagi sekarang ini terjadi perubahan iklim yang ditandai dengan pancaroba atau tidak konsistennya musim hujan dan kemarau.
“Di kawasan kota sendiri hal yang mempengaruhi perubahan iklim ini karena banyak terjadi alih fungsi lahan dan emisi karbon dari pabrik dan kendaraan,” ucap mahasiswa Teknik Pengembangan Wilayah Kota tersebut.
Tak lupa, Fauzan juga memaparkan bagaimana ciri kota layak huni yang tidak hanya memperhatikan aspek masyarakat tetapi juga lingkungannya. “Fasilitas umum yang baik, kesadaran masyarakat yang tinggi, dan kualitas lingkungan seperti taman kota dan tata kelola air yang baik menjadi indikator kota layak huni,” jelasnya.
M. Ridwan