Lebih dari 60 persen nelayan di Kepulauan Spermonde merasakan dampak dari perubahan iklim dalam kehidupan sehari-harinya. Perubahan iklim tersebut rentan mempengaruhi dimensi sosial ekonomi masyarakat.
Hal itu terungkap dalam sebuah kegiatan Diseminasi Hasil Penelitian Marine Fellowship Program (MFP) IV 2023-2024 yang diadakan Fakultas Kelautan dan Ilmu Perikanan (FIKP) Unhas, Rabu (8/5).
Penelitian yang dilaksanakan oleh Dosen FIKP Unhas, Prof Dr Nita Rukminasari SPi MP PhD, Jamaluddin Fitrah Alam SPi MSi PhD, dan Dr Ir M Rijal Idrus MSc ini mengakat topik “Kerentanan Ekonomi Nelayan Kecil Terhadap Perubahan Iklim di Kepulauan Spermonde”.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nita menunjukkan bahwa 50 persen responden, dalam hal ini nelayan, percaya telah terjadi perubahan cuaca dan pola iklim.
“Dilihat dari dimensi sosial ekonomi, hubungan sosial nelayan di mana tingkat solidaritas mereka menjadi lebih tinggi karena kerap membicarakan mengenai perubahan yang terjadi,” ujar Nita.
Guru Besar Ilmu Produktivitas Perairan itu juga menyebut hasil FGD dengan nelayan sebelumnya menunjukkan sebagian besar sudah siap menghadapi perubahan iklim.
“Dampak ini telah dirasakan nelayan cukup lama, dari durasi yang cukup lama ini responden menyadari dan siap menghadapi perubahan iklim yang terjadi,” katanya.
Penelitian yang diadakan oleh Nita merupakan program dari Yayasan Strategi Konservasi (CSF Indonesia) bekerja sama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB). Program ini mencakup pendanaan penelitian, pelatihan ekonomi, dan mentoring penelitian kepada mahasiswa pascasarjana, akademisi, peneliti, analisi, dan praktisi.
Miftah Triya Hasanah