Pemerhati isu kesehatan sekaligus Rektor Unhas periode 2006-2014, Prof Dr dr Idrus A Paturusi SpB SpOT memberikan pemaparannya terkait disabilitas pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Pusat Disabilitas (Pusdis) Unhas. Kegiatan dengan tema ”Kesehatan dan Kesejahteraan Difabel” ini dilaksanakan di Auditorium Lantai 2 Gedung EF Rumah Sakit Unhas, Sabtu (10/02).
Pada kesempatannya, Idrus mengatakan, disabilitas merupakan suatu kondisi ketidakmampuan tubuh dalam melakukan kegiatan tertentu sebagaimana orang normal pada umumnya. Hal ini dapat menyangkut masalah fisiologis, psikologis, dan kelainan pada struktur fungsi anatomi.
“Penderita difabel kadang-kadang mendapatkan perlakuan yang berbeda dan sering dikucilkan. Ini mengakibatkan mereka sulit mendapatkan tempat di masyarakat, kurangnya pekerjaan, hingga fasilitas penunjangnya kurang memadai,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan, nasib kaum difabel di negeri ini terbilang cukup menyedihkan, bahkan banyak dari mereka yang harus menjadi pengemis, demi mendapatkan sesuap nasi.
“Indonesia memiliki Undang-undang (UU) Penyandang Disabilitas yang cukup kuat. Namun dalam praktiknya masih belum bisa melindungi para difabel,” imbuh Dokter spesialis ortopedi tersebut.
Menurutnya, Undang-Undang Disabilitas pasal 128 yang menyatakan, Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin Penyandang Disabilitas bebas dari segala bentuk kekerasan fisik, psikis, ekonomi, dan seksual masih belum sepenuhnya dilaksanakan.
“Mudah-mudahan setelah dari kegiatan ini, kita lebih memberikan prioritas kepada saudara-saudara kita yang difabel,” harap mantan Rektor Unhas tersebut.
Nurfikri